Sikap kritis dan skeptis akan menjadi kunci untuk membuat suatu analisis yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan bagi kepentingan banyak pihak. Dinamika sosial juga akan lebih mudah dipahami ketika kita turun langsung ke lapangan dan merasakan sendiri denyut nadi kehidupan di sana.
Sebagai bagian dari koridor keilmuan, analisis sosial memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanannya. Tahapan ini terdiri dari tahap persiapan, kunjungan lapangan, pemilahan data, penentuan masalah, prioritas masalah, dan akar masalah (Raditya, 2020).
Manfaat Mempelajari Analisis Sosial
Dengan mempelajari analisis sosial, ada banyak hal yang bisa kita dapatkan. Pertama, kita akan diajak untuk lebih kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Saat melakukan penelitian, pandangan kita terhadap arena sosial yang sehari-hari kita lewati akan berubah drastis.
Semisal, kamu sering berbelanja di pasar. Biasanya, ketika di pasar yang kamu lakukan hanya datang, lalu berbelanja, dan pulang. Saat melakukan analisis sosial, kita tidak hanya sekadar mengamati hal yang tampak.
Kita juga akan mengamati pola-pola interaksi apa yang mereka lakukan, masalah apa yang dihadapi para pedagang dan pengelola pasar, bagaimana sistem sosial yang ada di sana, bagaimana sejarah dari pasar tersebut, dan lain sebagainya.
Kita akan menjadi observer dan researcher di saat yang bersamaan. Dalam pengambilan data, kita akan diajak untuk melihat dari perspektif yang beraneka ragam, baik lewat observasi, wawancara, atau studi literatur.
Kedua, analisis sosial melatih kita untuk berempati terhadap masyarakat. Lewat interaksi dengan mereka, kita akan mengetahui bahwa tiap orang memiliki jalan hidup yang begitu beragam. Kehidupan mereka saat ini terbentuk dari kepingan-kepingan pengalaman yang menuntun mereka menjadi seperti apa yang kita lihat.
Semakin kita masuk lebih dalam pada suatu fenomena sosial, maka empati ini akan semakin terbangun. Kita akan sadar bahwa dunia ini tidak sekadar hitam dan putih. Tidak ada yang murni benar dan murni salah. Semua terbentuk atas rentetan kejadian yang panjang dan melibatkan banyak pihak.
Empati ini bisa kita dapatkan dengan masuk dan menjadi salah satu dari mereka, untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan kita dalam membuat keputusan. Tentu saja dengan tetap didasarkan pada nurani dan akal sehat.