Apa kabar? Saya harap semua dalam keadaan yang sehat ya. Apalagi kalau kemarin sempat makan rendang dan opor ayam, hayo di cek dulu kolesterolnya naik gak? Atau mungkin cek tekanan darahnya dulu ya. Hehehe. Entah kenapa hari ini saya sangat tertarik dengan isu komunikasi yang sedang viral.
Nah buat kalian yang notice judul tulisan saya, kenapa harus Lathi? Hahaha, oke mungkin saya kurang kreatif dalam memilih judul konten saya saat ini dan buat kalian yang suka lagu dari Weird Genius yang Lathi, saya mengakui bahwa ide judul tulisan saya ini dari sana (LoL). Tapi to be honest semua ini bermula ketika tadi malam saya  menyimak salah satu berita yang cukup membuat saya ngelus dada dari salah satu laman media daring.Â
Kontennya menceritakan tentang seorang pegulat keturunan Indonesia yang bunuh diri karena sering mengalami perundungan karena ia telah memilih profesi yang berbeda dari yang biasanya dilakukan oleh perempuan. Eitss jangan senang dulu, ternyata berita yang sama juga pernah saya baca tepatnya satu minggu yang lalu dengan korban yang berbeda. Kala itu saya membaca bahwa seorang model yang masih sangat produktif harus mengakhiri hidupnya karena adanya perundungan secara terus menerus akibat dia dinilai berbeda dengan orang lain disekitarnya baik secara verbal atau non verbal.Â
Jika saya renungi dua kasus ini, sepertinya semua berasal dari perkataan kita. Coba saja kita perhatikan penyebabnya dengan baik. Jika saja setiap orang dapat menahan diri untuk tidak berbicara yang tidak penting, kasus ini sepertinya tidak akan terjadi dan mereka tetap akan hidup sampai saat ini.
Ngomong-ngomong soal perkataan, saya jadi teringat dengan sebuah filsafat Jawa yang mengatakan "Ajining Diri Saka Lathi". Seseorang akan dinilai kepribadiannya dari apa yang ia ucapkan. Saya teringat dengan pesan nenek saya yang memang orang Jawa.Â
Beliau banyak mengajarkan kepada kami jika ingin dihargai oleh orang lain maka kita perlu menggunakan bahasa yang dan tutur kata yang tepat. Tidak harus selalu menggunakan pakaian yang bagus dan mahal. Karena semua akan menjadi percuma jika kita mengabaikan perkataan kita kepada orang lain. Apalagi jika lawan bicara kita adalah orang yang baru bagi kita.
Mengendalikan diri memang tidak mudah. Apalagi bagi kita yang sangat reaktif dengan lingkungan sekitar. Pilih dan bergaulah dengan mereka yang mampu menjadi support system bagi diri kita. Setidaknya mereka dapat menjadi filter atas kemampuan kita tersebut. Pakai perkataan untuk memotivasi jika memang orang lain memiliki kelebihan dari kita. Begitupun juga gunakan perkataan yang sopan dan pilih waktu yang tepat apabila memang ingin memberikan saran kepada orang lain sehingga kita dapat tetap menjadi manusia yang beradab tanpa harus menjatuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H