Adam berhenti, merasa ada yang salah dengan tulisannya. Dia mencari -- cari, tapi kata -- kata itu terdengar sempurna. Dia melirik kearah kamar mandi, suara pintu terbuka seakan segera menyerangnya sekali lagi. Chriss kini hanya mengenakan handuk putih, menatap Adam yang seolah sedang menanti dirinya.
"Kamu butuh sesuatu?" kata Chriss, Adam hanya menunjuk ke arah monitor komputer meminta tanggapan.
"Kamu butuh kopi" kata Chriss sesaat setelah melihat monitor.
"Apa yang salah?" Adam menuntut.
"Lolongan dibalik kamar... Djenar" kata Chriss dengan keheranan. "Kamu butuh sesuatu yang orisinil, cari buku baru, kau terlalu sering mengulang buku yang sama setiap kali ingin membaca"
Chriss benar. Adam entah sudah berapa kali membaca buku yang sama setiap waktunya. Bukannya tidak mau membaca buku baru, hanya saja Adam seperti merasa terobsesi pada buku yang dianggapnya menarik. Terlebih buku -- buku yang seolah hendak menantang norma normal manusia yang dididik budaya timur. Buku -- buku yang menghentak masyarakat dengan cerita tabu.
"Kamu akan terus disana?" Chriss mulai tidak sabar, sambil membuka lemari pakaian memilah yang akan dia kenakan hari ini.
Adam mematikan komputer, lalu mengambil sebatang rokok lagi kemudian dibakarnya. Matanya menatap Chriss yang sedang berusaha memakai kaos hitam milik Adam.
"Kamu mau aku bantu?" kata Adam menggoda.
Adam berjalan kearah Chriss kemudian menutup lemari putih milik mereka. Mengecup kening pria dihadapannya itu kemudian.
"Tidak..." Chirss menolak "Aku tidak mau mandi kedua kalinya pagi ini"