Mohon tunggu...
Daniel Iman Jumanta
Daniel Iman Jumanta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca dan mulai lagi menulis. Penggemar sepakbola dan film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebih dari Bekerja

12 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   12:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring bertambahnya usia menuju kedewasaan, pembahasan kita dengan teman-teman satu tongkrongan mulai berubah. Jika sebelumnya obrolan masih seputar permainan ataupun lawan jenis yang kita sukai, perlahan obrolan berubah menjadi soal masa depan, baik itu perihal pendidikan dan pekerjaan. Pekerjaan menjadi cara bagi kita untuk bisa hidup secara mandiri. Selain itu, bekerja juga menjadi cara untuk mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri kita. Pekerjaan bisa terasa menyenangkan jika memang sesuai dengan passion dan juga keinginan kita, apalagi kalau dibarengi dengan bayaran yang memuaskan. Tetapi, tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan dengan bayaran yang memuaskan.

Walaupun sudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan ataupun dengan bayaran yang memuaskan, kadang-kadang kita merasa lelah, burnout, dan serasa menjadi budak untuk pekerjaan kita sendiri. Jika merasa seperti itu, kita perlu kembali merenung dan menjalani pekerjaan kita lebih dari sekedar bekerja. Kita bisa menemukan spiritualitas di dalam bekerja. Apa itu?

Kata "spiritualitas" sendiri berarti "berhubungan dengan atau yang bersifat kejiwaan (kerohanian, batin), dan kata "kerja" diartikan sebagai kegiatan melakukan sesuatu;sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian. Spiritualitas kerja bisa diartikan sebagai pendorong bagi tindakan kerja yang dimiliki seseorang yang berasal dari batinnya . Ketika seseorang menemukan keutuhan, makna dan hubungan atas pekerjaan yang dilakukan, ia sudah bekerja secara spiritual (Sukarno et al., 2022). Makna bekerja bagi seseorang bisa berbeda-beda. Untuk seorang guru, dia bisa bertahan karena memaknai bahwa pekerjaannya adalah ikut serta dalam mencetak generasi penerus yang baik bagi negara, bagi seorang perawat dan pekerja lain dalam bidang ekonomi perawatan, pekerjaannya mereka maknai sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk mereka yang membutuhkan perawatan agar bisa kembali sehat. Begitu juga dengan pekerja-pekerja lain, mempunyai maknanya sendiri-sendiri. Makna ini menjadi penting karena bisa menjadi pendorong dan penggerak kita agar bisa terus bertahan dalam pekerjaan kita, seberapapun lelahnya kita dalam bekerja.

Dalam ajaran Kristen Katolik, pekerjaan manusia dibahas dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) dan juga dalam dokumen-dokumen ensiklik dari Bapa Suci. KGK 901 menyebutkan bahwa "Kaum awam sebagai "orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dengan Roh Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan, supaya secara makin limpah menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Sebab semua karya, doa-doa dan usaha kerasulan mereka, hidup mereka selaku suami isteri dan dalam keluarga, jerih payah mereka sehari-hari, istirahat bagi jiwa dan badan mereka, bila dijalankan dalam Roh, bahkan beban-beban hidup bila ditanggung dengan sabar, menjadi kurban rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Kurban itu dalam perayaan Ekaristi, bersama dengan persembahan tubuh Tuhan, penuh khidmat dipersembahkan kepada Bapa. Demikianlah para awam pun sebagai penyembah Allah, yang di mana-mana hidup dengan suci, membaktikan dunia kepada Allah" (LG 34, Bdk. LG 10).".

Pekerjaan yang kita lakukan bisa menjadi suatu persembahan yang berkenan kepada Allah. Selain itu, pekerjaan yang kita lakukan menjadi sebuah cara bagi kita untuk ikut serta dalam pemeliharaan karya-karya Allah di dunia ini. Tugas itu menjadi sebuah kewajiban bagi kita semua sebagai manusia. Semoga dengan ini kita bisa menemukan makna yang lebih dalam bagi pekerjaan kita masing-masing. Pekerjaan bukan hanya menjadi sarana kita untuk memenuhi kebutuhan, tetapi lebih dari itu, pekerjaan menjadi cara kita untuk bisa makin dekat dengan Allah.

Referensi

Sukarno, I. B., Sekolah, H., Teologi, T., Jakarta, J., Lie, R., & Teologi, S. T. (2022). Spiritual Entrepreneurship: Memaknai Spiritualitas Kerja Kristen. http://sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios/article/view/123.

https://www.katolisitas.org/tentang-makna-pekerjaan-manusia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun