Banyak orang menggerutu karena hujan yang hadir seakan menggagalkan setiap rencana mereka untuk merayakan momen perayaan tahun baru. Hujan bagi sebagian orang mungkin adalah bencana. Namun, tanpa disadari hujan merupakan sebuah strategi alam ataupun mungkin bagi saya adalah hadiah bagi kita para manusia terutama di masa-masa pandemi seperti saat ini. Itulah yang saya coba pikirkan melihat bagaimana alam bekerja untuk kita, para manusia ini.
Dari penghujung tahun 2020 hingga awal tahun 2021 ini, alam tampaknya punya strategi  menarik untuk kehidupan kita terutama manusia perkotaan yang punya banyak kesibukan. Banyak manusia perkotaan yang sudah memutuskan untuk melakukan liburan, ada juga yang merencanakan perayaan kembang api dan petasan di lapangan ataupun ruang terbuka. Seakan tak peduli lagi dengan penyebaran virus Corona dan merasa sudah kebal dengan virus itu, banyak orang yang memutuskan untuk menghadirkan keramaian dalam menyambut tahun baru. Seakan asing rasanya jika tidak ada perayaan besar dalam penyambutan tahun baru.
Budaya perayaan penyambutan tahun baru dengan kemeriahan kembang api dan petasan seakan hal yang tidak boleh absen setiap tahun. Kemeriahan penyambutan tahun baru memang hal yang tak bisa dihindari lagi. Langit pun seakan sudah tak berdebar lagi dengan aktivitas manusia dalam mengejutkan langit dengan petasan-petasan yang memang seakan mendandani dia namun juga merusak telinganya jika langit memang benar punya telinga.
Alam juga bersiap dengan keriuhan para manusia yang setiap tahun melakukan perayaan penyambutan tahun baru. Tidak peduli dengan kondisi pandemi yang sebenarnya telah mengancam kehidupan manusia, perencanaan itu harus tetap dilaksanakan. Mungkin itu yang ada dalam benak beberapa manusia yang seakan kebal terhadap kehadiran virus Corona.
Namun, tak hanya manusia yang punya banyak rencana dalam menyambut tahun baru ini, alam pun punya rencana. Dan rencana alam di penghujung tahun sepertinya telah menggugurkan setiap rencana manusia. Seluruh anggota keluarga yang ada di alam punya rencana yang sangat baik untuk manusia. Dari awal pandemi terjadi, sebenarnya alam telah sedih melihat banyak manusia yang gugur karena telah dikalahkan oleh virus Corona. Alam punya tujuan baik untuk setiap manusia tetap diam dalam rumah. Menikmati aktivitas dan kehangatan penyambutan tahun baru bersama keluarga hanya di dalam rumah dan tak kemana-mana.Â
Hujan diguyurkan di akhir tahun 2020 hingga pagi di awal tahun 2021 dengan intensitas yang bisa dikatakan cukup besar sehingga setiap manusia perkotaan dibiarkan untuk tetap di dalam rumah. Ketika hujan hadir, bukan berarti alam sedang tak sayang kepada para manusia. Dia hanya ingin kita tetap di dalam rumah. Bersenda gurau dengan anggota keluarga kita. Menikmati kehangatan percakapan walaupun kadang tak jarang menghadirkan pertengkaran di ujungnya, tapi begitulah keluarga.Â
Hujan tidak selalu menjadi bencana. Hujan dihadirkan alam sebagai sebuah hadiah bagi kita di masa ini, di masa kita untuk tetap berada di rumah. Hujan sebagai momen kita menikmati kehangatan kopi bahkan lebih dari itu kehangatan jiwa bagi setiap individu yang bergabung dalam suatu komunitas. Ketika alam sudah menghadiahkan hujan kepada kita, maka kita layak untuk menerimanya dengan bahagia. Walaupun bagi beberapa orang yang tidak suka berlama-lama diam di dalam rumah.
Cobalah berpikir, bagaimana alam bekerja dengan begitu baik kepada Anda. Hujan diberikan kepada setiap kita untuk dapat merenungkan kembali setiap detik hidup kita, kebersamaan kita dan kepedulian kita kepada sesama manusia, apakah kepada keluarga atau kepada sesama manusia lainnya. Yakinlah, hujan tak selalu bencana, hujan tak selalu membisikkan kata-kata sedih atau muram durja kepada telinga kita. Hujan adalah hadiah bagi kita dari alam yang menyayangi kita. Maka, saat ini cobalah memahami hati alam, sayangi dia seperti dia menyayangi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H