Mohon tunggu...
Daniel Mangare
Daniel Mangare Mohon Tunggu... Administrasi - Attitude to be Altitude

I am independent

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Alam Mulai Berbicara.....

21 November 2018   12:15 Diperbarui: 21 November 2018   12:22 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segarnya pagi dihiasi dengan sapaan tanaman hijau di pekarangan rumah membuat semangat hari ini. Menghirup oksigen dari diri mereka seakan menambah tingkat harapan hidup. Kadang aku sendiri bisa bernyanyi dengan mereka, berbicara seakan mereka punya bibir untuk bercakap-cakap denganku. Tapi, begitulah aku berinteraksi dengan mereka. Sambil menyirami mereka, tak jarang aku menyapa dan mulai memainkan melodi lagu bagi mereka. Aku hanya merasa bahwa aku dan mereka dalam kedudukan yang sama, kami sama-sama makhluk hidup. Aku berinteraksi dan mereka pun juga berinteraksi. 

Aku sangat senang ketika melihat mereka tumbuh dan berkembang. Melihat salah satu atau beberapa dari mereka yang memekarkan bunga membuat hati ini seakan kagum dan bahagia. Ditambah lagi tak jarang dari mereka yang sehabis berbunga, memberikan buah yang bisa dinikmati tubuh ini. Aku tak ingin mereka hilang dari hidupku. 

Bercerita tentang mereka, ternyata mereka dulunya hidup di Kerajaan yang damai, Kerajaan Oksigen namanya. Tidak ada perselisihan dengan mereka. Mereka hidup berdampingan satu sama lain. Saling menyapa, saling berbagi. Begitu bahagianya sepertinya mereka tinggal di Kerajaan itu. Aku hanya bisa membayangkan ketika salah satu dari mereka yang kini sudah menjadi sahabatku, Bambini namanya, menceritakan kisah nenek moyangnya dulu sebelum mereka berpencar.

Kedamaian mereka bukan karena mereka satu ragam saja justru mereka beragam. Ada yang memiliki kaki banyak yang sama rata, mereka dinamai Golongan Keluarga Serabut. Ada juga yang memiliki cuma satu kaki namun dalam satu kaki tersebut ada kaki-kaki kecil lagi, mereka dinamai Golongan Keluarga Tunggang. Banyak ragam dari mereka namun, Bambini hanya bercerita dua keluarga dominan ini.  Dua keluarga ini juga yang memimpin secara bergantian Kerajaan Oksigen. 

Namun, suatu kali, Kerajaan ini kedatangan sekelompok tamu yang jelas berbeda dengan mereka. Tamu mereka yang jelas lebih lihai pergerakannya dibandingkan dengan mereka sendiri. Tamu-tamu ini, yang selanjutnya disebut kaum Homo Sapien dan sahabatnya, Animalia datang menyerang ketenteraman Kerajaan Oksigen hingga Kerajaan Oksigen akhirnya pecah dan menyebar seperti saat ini.

Sebelum kedatangan tamu ini, memang anggota Kerajaan Oksigen sudah mewaspadai akan kedatangan mereka. Keluarga Serabut dan Tunggang sudah mempertimbangkan akibat dari kedatangan tamu-tamunya ini. Hingga suatu kali sebelum serangan dari kaum Homo Sapien dan Animalia, mereka berunding bahwa mereka tetap mengikat perjanjian untuk tetap bersatu walaupun mereka harus dipisahkan nantinya. Keluarga Serabut dan Keluarga Tunggang mulai bersepakat bahwa walaupun mereka nantinya akan terpisah oleh jarak, mereka akan tetap bersatu lewat suara alam. Satu lagi dalam perjanjian mereka bahwa apabila ada kaum Animalia dan Homo Sapien menolong hidup mereka, maka mereka akan siap membantu lewat suara alam.

Itulah yang dipercaya Bambini, salah seorang sahabatku yang masih dari Kerajaan Oksigen. Dia senang bercerita denganku. Aku pun senang bercerita dengannya. Dia sangat bahagia apabila aku bernyanyi. Sahutnya dia sangat senang. Bambini termasuk orang yang ramah, pun keluarganya. Mereka punya ikatan yang sangat kuat satu sama lain. Bambini sering berkata bahwa dia punya sanak saudara di Tiongkok. Sering sanak saudaranya bercerita mengenai salah satu kaum Animalia, berbulu hitam putih, namanya Panda. Saudaranya itu sangat menyenangi Panda itu. Ai, namanya. 

Mereka salaing bertukar informasi lewat suara alam yang leluhurnya sudah turunkan. Bambini sering berkata bahwa hidupku susah, apalagi dalam berineraksi. Harus memencet tombol, menunggu, dan belum tentu ada interaksi cepat. Sementara dirinya sendiri cukup memanggil nama temannya dari belahan tempat yang lain. Teman yang lain itu pun menjawabnya.

Bambini ternyata sering bercerita dengan temannya yang lain tentang diriku. Bambini berpesan kalau aku pergi ke suatu tempat, aku akan aman. "Semesta akan menjagamu" sahutnya seakan sudah menjadi bagian dari Kerajaan Oksigen. Aku hanya tertawa tak percaya. Namun, ekspresi Bambini serius. Dia berkata bahwa dia tidak bercanda terkait ini. Dia sangat menyayangiku. Lucu memang. Tapi, terimakasih yang hanya bisa ku ucapkan kepadanya.

Aku memang sangat nyaman untuk terus berada di sisi Bambini. Seakan ada yang kosong apabila aku tidak berbicara dengannya satu hari saja. Melepasnya adalah satu kerugian bagiku. Damai yang ku rasakan ketika dekatnya. Namun, aku ingat sekali, ketika kemarin aku memutuskan untuk meninggalkan Bambini karena mulai hari itu sampai 3 tahun ke depan aku akan berpisah dengannya. Kami akan terpisah jauh dan aku tidak mungkin membawanya bersamaku karena Bambini saat itu sudah tumbuh besar.

Beberapa bulan setelah aku pergi meninggalkan Bambini, aku memutuskan untuk mendaki gunung bersama teman-temanku yang lain. Saat tak terduga datang, parah, iya ketika sesaat tiba-tiba bunyi seperti suara gemuruh dari gunung. Kami masih berada di pertengahan gunung. Berkemah disana. Beristirahat sejenak. Namun, suara gemuruh membangunkanku dan teman-temanku. Pertama biasa saja, namun kepanikan semakin bertambah dengan adanya goncangan gunung yang tak tertahankan. Kami tidak tahu harus berbuat apa lagi, seakan sudah menyerah. Tak mungkin kami turun lagi, dan lebih gila lagi apabila kami melanjutkan perjalanan hingga puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun