Terbukti, jika Saracen dan MCA melakukannya, diciduk Polri, tidak demikian yang terjadi pada sosok Amien Rais.
Aksi bergodo itu termasuk ringan, tak akan ada pengaruhnya sama sekali buat si kampiun Amien Rais, betapa tidak, sekitar empat tahun yang lalu saja, ada ritual yang lebih "berat," dilakukan terhadapnya, terbukti tak mempan sama sekali, malah semakin menjadi-jadi.
Ritual itu dilakukan pada Kamis, 16 Oktober 2014, oleh sejumlah orang dari Paguyuban Masyarakat Tradisi (Pametri) Yogyakarta, menggelar ruwatan untuk Amien Rais di depan rumahnya di Sleman, Yogyakarta. Ruwatan itu dilakukan karena Pametri menilai Amien bersikap seperti "Sengkuni," yaitu tokoh di pewayangan yang dikenal sebagai tokoh yang licik dan penghasut (provokator).
"Semoga Bapak Amien Rais lepas dari Sandikolo dan kembali bersih. Semoga bangsa ini terhindar dari bencana dan segala hal yang tidak baik. Semoga rakyat Indonesia bisa sejahtera," ucapnya (Kompas.com).
Namun, ternyata ruwatan kepada Amien Rais itu tidak menampakkan hasilnya. Tidak mempan untuk orang sekaliber Amien Rais.
Kalau ritual semacam itu saja tidak mempan, apalagi dengan  aksi semacam bergodo
Artikel terkait:
Ternyata Ruwatan kepada Amien Rais Tidak Mempan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H