Sekelompok masyarakat di Yogyakarta yang bergabung dalam Koalisi Rakyat Yogyakarta Istimewa (Koyok Istimewa) menggelar aksi damai dan teatrikal yang dinamakan "bergodo" (prajurit keraton) dan tarian topeng ireng diiringi bunyi gamelan  dan kentongan, di Bundaran Universitas Gadjah Mada, Rabu sore, 18 April 2018.
Aksi itu ditujukan kepada Amien Rais, yang pada Jumat pagi (13/4/2018) lalu kembali kumat lagi dengan memprovokasi masyarakat, dengan mengdikotomi adanya partai setan dan partai Tuhan.Â
Ia mengajak masyarakat (umat Islam) untuk bergabung dengan kelompoknya yang dia kategorikan sebagai kelompok pembela Allah (hizbullah) bersama dengan PAN, PKS, dan Gerindra yang termasuk partai Tuhan, melawan partai-partai besar yang terdiri dari orang-orang anti-Tuhan, yang termasuk kelompok partai setan, pemuja setan (hizbuzy syeitan).
Dalam aksi bergodo tersebut, Koyok Istimewa mengirim jamu beras kencur, koyok, telur bebek dan balsem gosok ke rumah Amien Rais di Sleman, Yogyakarta, sembari didoakan agar ia tidak kumat lagi dengan kesukaannya memprovokasi rakyat dengan sentimen SARA, yang berpotensi memecah-belah bangsa.Â
Dengan itu diharapkan Amien yang sudah uzur itu menjadi "waras" kembali, Â sehat dalam berpikir dan bijak dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Mereka juga meminta Amien Rais untuk memintah maaf atas ulahnya itu.
"Kami minta politikus ini meminta maaf, instrospeksi dan koreksi diri. Di masyarakat Jawa ada adagium ngunduri tuwa, artinya seiring usia yang semakin renta, alangkah baiknya seseorang mulai mawas diri, bersikap lebih tenang, santun dan menarik diri dari hiruk-pikuk duniawi," kata Agus Sunandar, koordinator Koyok Istimewa.
Menurut dia, elit politik yang menggolongkan partai politik sebagai partai Allah dan partai setan berpotensi memecah persatuan bangsa dan melukai hati rakyat. Padahal, Â publik membutuhkan narasi-narasi politik yang konstruktif dan berkemajuan. "Bukan sebaliknya justru pernyataan yang tendendius, penuh kebencian dan dendam kesumat dengan mengatasnamakan Allah," kata Agus.
"Untuk itu kami mengirimkan balsem, koin kerokan, beras kencur dan telor bebek sebagai tanda cinta. Semoga piranti ini membantu menjaga kesehatan lahir batin," kata dia.
Pertanyaannya adalah apakah aksi bergodo itu akan berhasil membuat Amien Rais insyaf?
Jawabannya, hampir pasti, tidak! Sangat diragukan kalau dengan hanya aksi itu mampu membuat Amien Rais kembali "waras".
Kalau Saracen dan "Muslim Cyber Army" (MCA) melakukan aksi provokasi SARA mereka dengan sembunyi-sembunyi, pakai nama samaran, Amien Rais tidak membutuhkan semua itu. Ia berani tampil apa adanya untuk setiap saat menyebarkan ujar-ujaran intimidatif dan bersinggunagan dengan wilayah SARA-nya.