Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Teknologi "Home Video" dari Masa ke Masa

25 Juni 2017   23:40 Diperbarui: 26 Juni 2017   17:05 4182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catridge Kimura untuk teks bahasa Indonesia pada film Laser Disc (http://djejakmasa.blogspot.co.id/)

Jika menghendaki sound system Dolby Atmos, maka perangkat-perangkat tersebu di atas haruslah sudah didukung oleh teknologi suara Dolby Atmos tersebut, tentu saja dengan konsekuensi harga yang lebih mahal lagi.    

Teknologi Blu-ray pertama kali dikembangkan oleh Sony Corporation, dan diperkenalkan pertama kali dalam bentuk protipe DVR Blue pada tahun 2.000 di CEATEC (Combined Exhibition of Advanced Technologies), di Tokyo, Jepang. Merek dagang “Blu-ray” pertama kali dipatenkan pada 9 Februari 2001, dan pada 19 Februari 2002, proyek ini secara resmi diumumkan sebagai Blu-ray Project.

Selain Sony dan Pioneer, ada tujuh perusahaan elektronika raksasa lainnya yang bergabung dalam proyek tersebut, yaitu Panasonic, Philips , Thomson , LG Electronics , Hitachi , Sharp , dan Samsung Electronics

Pada 20 Mei 2002, bersama dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT), kesembilan produsen ini membentuk suatu konsorsium yang dinamakan “Blu-ray Disc Founders” (BDF), dan agar lebih banyak perusahaan eletronika dan industri film bergabung,  pada 4 Oktober 2004 BDF berganti nama menjadi  “Blu-ray Disc Association” (BDA).

BDA adalah konsorsium industri yang mengembangkan dan lisensi teknologi Blu-ray Disc dan bertanggung jawab untuk menetapkan standar format dan mempromosikan peluang bisnis untuk Blu-ray Disc .

Pada 2006-2008, teknologi BD ini sempat bersaing dengan kelompok produsen berteknologi tinggi setara lainnya yang dipimpin oleh Toshiba dan NEC, yang dinamakan HD DVD, yang didukung oleh studio film besar Hollywood, Warner Bros Group  (New Line Cinema, dan HBO).

Dua format berteknologi tinggi ini mempunyai format pengkodean yang berbeda, sehingga tidak kompatibel satu dengan yang lain, maka terdapat BD player yang dipimpin Sony bersaing dengan HD DVD player yang dipimpin oleh Toshiba.

Hal ini membuat studio-studio film Hollywood terpaksa merilis filmnya dalam dua format itu, tetapi yang terbanyak adalah yang mendukung format Blu-ray.

Persaingan itu juga mengingatkan orang terhadap persaingan antara kaset video berformat Betamaxversus VHS, sebagaimana sudah diuraikan di atas.

Namun, tidak seperti persaingan ketat antara Betamax versus VHS, yang memakan waktu sampai hampir sepuluh tahun, dengan masing-masing menguasai wilayahnya (Betamax di Asia, VHS di AS dan Eropa), persaingan antara format Blu-ray dengan HD DVD hanya memakan waktu sekitar dua tahun.

Studio-studio film Hollywood satu per satu memutuskan tidak lagi memproduksi film-filmnya dalam format cakram HD DVD, dan hanya memproduksi format cakram Blu-ray.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun