Umat Islam, dikatakan Rizieq, harus melawan semua perangkat negara yang mendukung Ahok, melawan para konglomerat kafir yang dikenal dengan sebutan “sembilan naga”, yang mendanai Ahok, melawan oknum-oknum polisi dan TNI, yang telah dibeli para konglomerat itu.
Calon gubernur muslim (Anies) akan memperoleh kemenangan sampai 80 persen, calon gubenrnur muslim tidak mungkin bisa kalah, kecuali dicurangi oleh kekuatan-kekuatan besar di belakang si kafir itu.
Para pemodal pendukung Ahok itu dituduh Rizieq, sudah keluar uang triliun Rupiah untuk memenangkan Ahok, sehingga jika Ahok kalah, mereka pasti tidak terima, dan akan membuat Jakarta kacau, untuk menggagalkan kemenangan gubernur muslim itu.
Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan itu, maka FPI dan kawan-kawannya telah mempersiapkan jawara-jawara dari Jakarta, dari Jawa Barat, dan dari Banten, dan kini ia meminta jawara-jawara dari Madura juga ikut bergabung di Jakarta. Mereka diminta datang ke Jakarta untuk berjihad, engan terlebih dulu membuat surat wasiat.
Preman-preman, dan mafia-mafia yang dibayar para konglomerat itu, kata Rizieq, jika dalam quick count menyatakan kita menang, akan menyerbu ke kantor kecamatan, atau kantor kelurahan untuk membakar barang bukti pemenangan calon kita. Kita akan hadapi mereka!
Maka itu, seru Rizieq, yang punya nyali, ayo, datang ke Jakarta, dan tulis surat wasiatnya untuk keluarga. Yang tidak bisa datang, bantu dengan doa, untuk merebut kembali Jakarta.
“Ada yang mengatakan, habib ini Surabaya, kenapa bicara Jakarta?”
“Jakarta adalah ibukota yang harus seluruh warga Indonesia peduli termasuk orang Surabaya, betul? (disambut suara umat serentak: ‘Betul!’). Arek-Arek Suroboyo, siap ke Jakarta?! (‘Siap!’). Siap bela umat Islam?! (‘Siap!’). Siap jaga Jakarta?! (‘Siap!’).
Saya mau tanya, kalau Jakarta diganggu siap lawan? (‘Siap!’). Siap habisi mereka? (‘Siap!’). Ayo, bangun semua! Angkat tangannya! Takbir! (‘Allahu Akbar!’), takbir (‘Allahu Akbar!’)!, takbir (‘Allahu Akbar!’)!”
Demikianlah cara Rizieq Shihab dalam upayanya untuk mensukseskan aksi “Tamasya Al-Maidah” itu, suatu aksi politik berkedok agama, dan berkedok demokrasi untuk mencegah Ahok terpilih kembali menjadi gubernur DKI Jakarta, dengan cara memobilisasi massa dari berbagai daerah dari Jakarta dan dari luar Jakarta, ke TPS-TPS, dengan alasan yang dibuat-buat, yaitu untuk membela Islam, dan memantau jalannya pencoblosan.
Siapa segenap aparat negara, oknum Polri dan TNI yang dimaksud Rizieq Shihab telah dibeli para konglomerat pemodal Ahok itu?