Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye di Masjid dan Keberpihakan Bawaslu DKI Jakarta

17 April 2017   19:37 Diperbarui: 17 April 2017   20:22 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehari sebelum Ahok kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta aktif, Anies Baswedan pun memberi komentar. Komentar apa lagi, seperti biasa, kalau bukan bernada menyindir negatif kepada Ahok?

Anies berkomentar dengan menyatakan harapannya agar setelah aktif Ahok jangan menyalahgunakan otoritasnya untuk kepentingan kemenangannya. Seolah-olah Ahok pernah atau biasa melakukan hal seperti itu.

"Yang penting adalah jangan menggunakan otoritas untuk kepentingan kemenangan, karena justru ini ujian bagi kewiranegaraan dalam demokrasi," ujar Anies di Jakarta Selatan, Sabtu (15/4/2017).

Kenapa Anies berkomentar seperti ini?

Mungkin karena Anies khawatir dengan berita sebelumnya yang beredar di media sosial bahwa setelah Ahok aktif pada hari itu juga, Minggu, 16 April 2017, ia akan mendampingi Presiden Jokowi meresmikan masjid raya pertama milik Pemprov DKI Jakarta, yaitu Masjid Hasyim Asy’ari, yang akan diresmikan pada 16 April itu juga.

Anies diduga sangat khawatir jika Ahok hadir bersama Presiden Jokowi di acara peresmian Masjid Raya yang pembangunannya diprakarsai oleh Jokowi (ketika Gubernur DKI Jakarta), dan proses pembangunannya dilanjutkan oleh Gubernur Ahok itu, akan mempengaruhi warga DKI Jakarta untuk memilih Ahok.

Diduga karena dengki dan paranoid sedang dialami Anies, sehingga dia sering khawatir jika gerak-gerik Ahok akan mengundang simpatik warga pemilih untuk memilih Ahok. Juga, biasanya, memang orang menilai orang lain berdasarkan kebiasaan atau cara berpikirnya sendiri. Kalau terbiasa memanfaatkan jabatan, memanfaatkan masjid sebagai ajang kampanye, demikianlah dia berpikir orang lain pun pasti seperti dia.

Maka itu, sebelum Gubernur Ahok benar-benar hadir mendampingi Jokowi di peresmian Masjid Hasyim Asy’ari itu, Anies pun buru-buru memberi komentar itu. Paranoidnya kambuh, takut kehadiran Ahok di acara peresmian itu akan memberi keuntungan bagi Ahok di Pilgub DKI.

Faktanya, acara peresmian Masjid Raya Hasyim Asy’ari oleh Presiden Jokowi itu dimajukan ke Sabtu, 15 April 2017, dan Ahok tidak diundang, karena statusnya yang masih non aktif.

Seolah punya hubungan bathin, kekhawatiran Anies Baswedan itu pun seia sekata dengan Bawaslu DKI Jakarta, yang ikut-ikutan khawatir seperti Anies, dan bergerak begitu cepatnya, sangat pro aktif luar biasa untuk mencegah Ahok hadir di acara itu.

Begitu mendengar Masjid Raya itu akan diresmikan pada Sabtu, 16 April 2017, dan Ahok akan ikut hadir mendampingi Presiden Jokowi, Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti pun cepat-cepat minta klarifikasi ke Pemprov DKI Jakarta, apakah Ahok diundang dan akan hadir. Panwas-nya pun segera disiagakan agar bisa secepatnya bergerak mencegah Ahok hadir, jika benar Ahok akan hadir, karena kata dia, Bawaslu harus tegas dalam hal ini, yaitu, tempat ibadah dilarang dijadikan ajang kampanye. Sekalipun Ahok yang saat itu akan berstatus Gubernur DKI Jakarta aktif, cuma mendampingi Jokowi, bukan yang meresmikannya, tetap saja dilarang. Alasannya, karena kehadiran Ahok itu akan menimbulkan kesan negatif masyarakat, dan kehadiran Ahok itu sudah termasuk bentuk kampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun