“Saya diberitahu, konon katanya, ada yang memberi tahu saya, beliau ingin bertemu saya. Tidak ada masalah. Cuma dilarang oleh 2-3 orang di sekeliling beliau.Lha, dalam hati saya, hebat juga ini, bisa melarang presiden kita untuk bertemu sahabatnya yang juga mantan presiden.”
Dari mana SBY mendapat informasi tersebut? Apakah ada buktinya?
Pernyataan Jokowi tersebut di atas jelas membantah secara telak “tuduhan” SBY itu.
SBY telah berdoa kepada Tuhan YME, kenapa hoax dan fitnah merajalela, sementara itu dia sendiri yang menyebarkan hoax dan fitnah tersebut ke arah Jokowi dan orang-orang dekatnya.
Sebagai orang yang pernah menjadi presiden selama 10 tahun seharusnya, tanpa dibilang pun SBY tahu mengenai prosedur resmi yang berlaku di Istana Negara tersebut, tetapimungkin karena ia ingin diisitimewakan, maka SBY ingin Presiden Jokowi-lah yang mengundangnya ke Istana, sebagaimana undangan Jokowi kepada ketua-ketua umum parpol, dan tokoh-tokoh besar agama ke Istana beberapa waktu lalu.
Mungkin SBY merasa gengsi, ia yang lebih senior daripada Jokowi, yang sudah menjadi presiden selama 10 tahun, kok harus mengirim surat resmi ke Istana untuk memohon bisa beraudensi dengan Jokowi?
Dari beberapakali pernyataannya, SBY tampaknya memang memposisikan dirinya seolah-olah lebih tahu banyak, lebih bijaksana daripada Jokowi, dengan mengulang-ulang kata-katanya bahwa ia siap memberi masukan dan solusi-solusi terbaik kepada Jokowi guna menyelesaikan persoalan bangsa dan negara ini yang disebut sedang kacau-balau itu, padahal sebenarnya dirinya sendiri yang kacau, yang belum mampu ia tenangkan sendiri.*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H