Pernyataan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari kubu Gerindra-PKS bahwa sungai-sungai di Jakarta yang dulunya menjadi lautan sampah dan berbau busuk, kini bersih, bening, asri, tak berbau lagi, itu semua berkat jasa dari Fauzi Bowo alias Foke, karena dialah sang perancangnya, sedangkan Gubernur Ahok hanya melaksanakannya, membuat publik terheran-heran.
Kok bisa Anies bicara begitu, ya?
Karena selama ini Anies Baswedan dalam berbagai pernyataannya selalu terdengar bijaksana, menghargai prestasi orang lain, dan sebagainya, tetapi begitu bersekutu dengan kubu Gerindra-PKS – yang pernah dituduh sebagai proxy dari beberapa mafia, terutama mafia migas (Muhammad Reza) –, saat terjun di dunia nyata politik, Anies langsung berubah 180 derajat.
Salah satu buktinya adalah tentang pernyataannya yang begitu saja menafikan prestasi Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang sekarang dalam membuat dan menjalankan program pembersihan sungai-sungai di Jakarta itu.
Baca artikel: Demi Jabatan Gubernur, Anies Baswedan Berubah?
Meme dan status Denny Siregar jadi viral. Sebuah sindiran untuk Anies Baswedan yang tajam dan bikin ngakak, Sabtu (1/10/2016). Foto di atas meme dan cuplikan-cuplikan tulisan sindirannya.
Semua orang tahu, kecuali mereka yang kurang pengetahuannya, atau mereka yang membutakan mata hatinya karena terlalu membenci atau dengki kepada Ahok, bahwa berkat program kerja Ahok yang diberi nama Pelayanan Terpadu Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan petugas pelaksana dari Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan-lah yang membuat sungai-sungai di Jakarta yang dahulu tak diharapkan bisa bersih lagi karena begitu terlalu banyaknya sampah (sampai menutup permukaan sungai), bisa menjadi bersih, bening, asri, seperti sekarang ini, dan yang masih terus terprogres.
Untuk menjaga kesinambungan kebersihan sungai, Ahok juga mengadakan sistem yang terintegrasi dengan seluruh sungai di Jakarta dengan program yang dinamakan Jakarta Smart City. Dengan program ini kebersihan sungai dapat terus diawasi.
Demikian juga dengan jalanan-jalanan di Jakarta yang kini bersih dan bebas debu, itu karena Pemprov DKI Jakarta (di bawah kepimpinan Ahok) memperbanyak pengadaan street sweeper (mesin penyapu jalan) untuk membersihkan jalan dan menyedot debu secara masksimal, bukan merupakan gagasan Foke.
Beberapa street sweeper Pemprov DKI Jakarta (YouTube Pemprov DKI Jakarta)
Merespon pernyataan Anies Baswedan tersebut di atas, Ahok juga tidak menepuk dada mengakui semua itu berkat jasanya semata, tetapi mengapresiasi kerja keras anak buahnya di UPK Badan Air Dinas kebersihan atau yang biasa disebut juga dengan “Pasukan Oranye” itu. Ahok berkata: “"Pak Anies, mungkin karena dia bukan petahana dia
enggak ngerti, bahwa yang membersihkan dan menjaga sungai itu karena kami buat program PPSU dan petugas UPK Badan Air Dinas Kebersihan, mereka yang
tungguin (mengawasi sungai)."
Pasukan oranye saat beraksi membersihkan sungai di Jakarta, dan sungai yang sudah bersih dan bening hasil kerja keras mereka (Indoheadlinenews.com)
Petugas kebersihan secara manual mengangkat berbagai macam sampah yang tersangkut di bawah jembatan Kalibesar, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu(10/2/2015). Kalibesar yang tersambung dengan kali Cideng ini meninggalkan banyak sampah yang menganggu kelancaran arus air. WARTA KOTA / HENRY LOPULALAN
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Potret sampah yang memenuhi Kali Besar pada Januari 2013 dan kondisi Kali Besar awal September 2016.
Anies berkata, kebersihan sungai-sungai di Jakarta bersih itu merupakan jasa Foke, yang merupakan inisiator utamanya dengan program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), Ahok hanya melaksanakannya, yang telah dibantah Ahok dengan penjelasan tersebut di atas.
Justru yang sebetulnya merupakan bagian dari program JEDI adalah penertiban-penertiban yang diikuti dengan relokasi warga ke rusunawa-rusunawa, termasuk di dalamnya penertiban terhadap pemukiman liar di Pasar Ikan dan Bukit Duri.
Lihat Politik Selengkapnya