Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sully, di Balik Kisah Sang Pahlawan

12 September 2016   10:19 Diperbarui: 12 September 2016   10:39 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu kejadiannya, kemungkinan besar banyak dari kita yang sudah lupa, tetapi peristiwanya sendiri mungkin banyak dari kita yang masih ingat, yaitu peristiwa saat sebuah pesawat komersial berpenumpang 155 orang mendarat darurat di Sungai Hudson, New York, Amerika Serikat.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis, 15 Januari 2009, saat sebuah pesawat Air Bus A320 milik US Airways berjadwal dengan nomor penerbangan 1549 lepas landas dari Bandara La Guardia, New York City, pukul 15:03, tujuannya ke Bandara Internasional Charlotte/Douglas di Charlotte, North Carolina, dan Bandar Udara Internasional Seattle - Tacoma, Washington.

Hanya dua menit setelah lepas landas, ketika mulai menanjak menuju ketinggian 975 m (3.200 kaki), tiba-tiba pesawat itu menabrak sekumpulan burung. Tabrakan itu menyebabkan kedua mesin jet pesawat mati.

Pilot pesawat itu, Chesley B ”Sully” Sullenberger III (57), segera mengirim pesan darurat ke menara pengawas, memberitahukan pesawatnya mengalami mati mesin karena menabrak sekumpulan burung, memerlukan pendaratan darurat segera.

Oleh petugas menara pengawas ia disarankan untuk kembali ke La Guardia, atau mendarat darurat di Bandara Teterboro di New Jersey. Sully mempunyai waktu yang sangat sedikit untuk memutuskannya. Karena menurut perhitungannya tak mungkin lagi mendarat darurat di kedua bandara tersebut, ia pun mengambil keputusan yang sangat mengejutkan: mendarat darurat di Sungai Hudson!

Hal itu diberitahukan kepada petugas menara pengawas, yang segera lemas dan menangis, karena berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah sangat kecil kemungkinan pesawat yang mendarat di air akan selamat.

Kapten Sully segera mengumumkan kepada semua penumpang dan awak bahwa mereka akan segera melakukan pendaratan darurat, bersiaplah dengan benturan.

Semua penumpang pun histeris, ada yang menangis, ada yang berdoa, ada yang mengirim pesan terakhir kepada anggota keluarganya, ada yang mengirim lokasi terakhirnya melalui GPS agar nanti rerentuhan peswat mereka mudah ditemukan tim SAR.

Tapi, Sully, yang dibantu oleh co-pilot Jeff Skiles ternyata sukses melakukan pendaratan darurat tersebut di Sungai Hudson yang sedang dingin-dinginnya karena suhu udara saat itu mencapai minus 20 derajat Celcius.

Ajaibnya semua penumpang yang berjumlah 155 orang itu bersama 4 pramugari, termasuk Sully dan Jeff Skiles sendiri selamat tanpa ada satu pun yang mengalami cidera serius. Pesawat pun mendarat dengan utuh.

Semua penumpang dan awak segera keluar pesawat lewat pintu-pintu darurat, mereka berdiri berbaris di sisi kiri kanan sayap pesawat dan tangga darurat, menunggu pertolongan tiba.

Saat itu udara sangat dingin, apalagi air sungainya, sebagian penumpang dikabarkan mulai merasa kebas pada kaki atau tangannya akibat kedinginan. Mereka harus segera ditolong sebelum pesawatnya tenggelam.

Berkat kesigapan luar biasa dari tim SAR pantai, hanya dalam tempo kurang dari 5 menit kapal-kapal pertolongan segera tiba di lokasi, dan segera mengangkut dan menyelamatkan seluruh penumpang dan awak pesawat itu.

Para penumpang pesawat itu berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Kapten Chesley “Sully” Sullenberger. Ia pun segera mendapat banyak pujian dari masyarakat dan media di Amerika Serikat dan dunia atas kehebatan dia mendaratkan pesawatnya itu dengan “mulus” di Sungai Hudson itu.

Wali Kota New York Michael Blommberg pun memuji Sully, dan menyebutkan peristiwa tersebut sebagai: “Miracle on the Hudson”.

Peristiwa ajaib di 15 Januari 2009 itu masih bisa kita temukan di media daring, termasuk You Tube.

Foto dari berita asli di cbnnews.com
Foto dari berita asli di cbnnews.com
Namun, ternyata, di balik kejadian tersebut, di balik puja-puji kepada Kapten Sully, dan gelar “pahlawan” yang diberikan kepadanya itu ada peristiwa lain yamg membuat Sully mengalami depresi. Ia sama sekali tidak merasakan dirinya sebagai pahlawan.

Itulah bagian dari untold story di balik kisah dari mujizat Sungai Hudson tersebut.

Pendaratan darurat yang berhasil di Sungai Hudson itu malah membuat Sully terus-menerus dikejar mimpi buruk, dan bayang-bayang ketakutan, bagaimana jika ketika itu ia gagal melakukan pendaratan darurat tersebut; bagaimana jika ternyata pesawatnya malah menabrak gedung-gedung pencakar langit di New York itu.

Ditambah dengan fakta yang harus ia hadapi bersama co-pilot Jeff Sklies, harus menghadapi penyelidikan dari National Transportation Safety Board (NTSB), yang telah memeriksa kondisi pesawat, dan berdasarkan keterangan para teknisi pabrik Air Bus, seharusnya ada pendaratan darurat di Sungai Hudson itu tidak perlu dilakukan, karena sebenarnya pesawat masih bisa kembali dan mendarat darurat di Bandara La Guardia, atau di Bandara Teterboro di New Jersey dengan selamat.

Tom Hanks sebagai Kapten Pilot Sully, dan Aaron Eckhart sebagai Co-Pilot Jeffrey Skiles (sumber: Comingsson.net)
Tom Hanks sebagai Kapten Pilot Sully, dan Aaron Eckhart sebagai Co-Pilot Jeffrey Skiles (sumber: Comingsson.net)
Kapten Pilot Sully dan Co-Pilot Jeffrey Skiles yang asli (sumber: zimbio.com)
Kapten Pilot Sully dan Co-Pilot Jeffrey Skiles yang asli (sumber: zimbio.com)
Jika analisa para teknisi pesawat itu yang juga dilengkapi dengan 17 kali simulasi pendaratan darurat di La Guardia dan Teterboro, benar pesawat seharusnya bisa mendarat di salah satu dari kedua bandara tersebut, tidak seharusnya di Sungai Hudson, maka reputasi Sully dan Jeff Sklies bisa jadi habis, alias dipecat sebagai pilot, dan besar kemungkinan mereka akan menghadapi proses hukum pidana.

Kisah untold story di balik “Miracle on the Hudson” tersebutlah kemudian diangkat menjadi sebuah film drama yang apik dari sutradara  ternama, peraih empat Piala Oscar, Clint Eastwood.

Clint Eastwood adalah bekas aktor Hollywood papan atas, yang kemudian beralih menjadi sutradara sukses Hollywood, hampir semua film karyanya menjadi pujian oleh para kritikus film. Luar biasanya ia tetap berkarya, meskipun di tahun ini usianya sudah lebih dari 86 tahun (lahir 31 Mei 1930).

Film-film kwalitas tinggi yang sebelumnya pernah disutradrainya adalah American Sniper (2014, nominasi film terbaik Oscar 2015), Invictus (2009), Gran Torino (200), Letters from Iwo Jima (2006, nominasi film terbaik Oscar 2007), Flags of Our Fathers (2006),  Miystic River (2003, nominasi film dan sutradara terbaik Oscar 2004), Million Dollar Baby (2004, film terbaik, dan nominasi aktor pembantu terbaik Oscar2005), Unforgiven (1992, film terbaik dan sutradara terbaik, serta nominasi aktor terbaik Oscar 1993).

Pemeran Kapten Pilot Sully dilakoni oleh aktor papan atas Hollywood, Tom Hanks, dan Aaron Eckhart (The Dark Knight, Olympus Has Fallen) berperan sebagai Co-Pilot Jeff Skiles.

Clint Eastwood benar-benar setia di dalam pembuatan film yang diberi judul “Sully” ini, semua kronologis kejadian dan adegan film dibuat semirip aslinya. Termasuk saat-saat kepanikan melanda para penumpang ketika Kapten Pilot Sully mengumumkan pesawat akan mendarat darurat.

Adegan tersebut dibuat Eastwood berdasarkan wawancara media terhadap beberapa penumpang pesawat, di antaranya Alberto Panero, yang mengatakan: ”Saya sudah berpikir akan segera meninggal. Saya menyalakan telepon genggam saya, yang punya fasilitas penentu lokasi (GPS), sehingga saya bisa dengan mudah ditemukan.”

Nama besar Clint Easwood dan Tom Hanks, merupakan jaminan kwalitas suatu film, maka tak heran film ini pun menduduki puncak box office di Amerika Serikat, dengan perolehan pendapatan di akhir minggu pertama pemutaran (Jumat – Minggu)  sebesar 35,5 juta Dollar AS.

Memperoleh nilai 8 dari 10 di IMDB, 74 dari 100 di Metascore, dan 84 persen Fresh Tomattoes dari rottentomatoes.

Penilaian di IMDB dan rottentomatoes berasal dari para penonton di seluruh dunia yang sudah menonton film tersebut, sedangkan di Metascore (di imdb.com) berasal dari review media di Amerika Serikat.

Artinya, semua pihak tersebut menilai film inis ebagai film yang bagus, dan memang demikian adanya.

Meskipun Sully adalah sebuah film yang bagus, bagi saya, Flight(2012) yang juga menceritakan mengenai nasib seorang pilot yang berhasil mendaratkan pesawatnya secara darurat di sebuah ladang rumput, dan menyelamatkan sebagian besar dari 102 penumpangnya, masih lebih bagus, berkat peran yang dimainkan oleh Denzel Washington sebagai Kapten Pilot Whip Whitaker.

Perbedaannya adalah kisah di Sully benar-benar sebuah kisah nyata yang belum terlalu lama terjadi (7 tahun), sedangkan Flight yang juga disutradari oleh sutradara papan atas, Robert Zemeckis (trilogy Back to the Future, Polar Express, Forrest Gump) merupakan kisah fiksi, meskipun tetap berpegang pada realistisnya kasus.

Bagi saya akting Denzel Washington sebagai pilot yang alkoholik yang terus-menerus gelisah melawan kecanduannya itu, dan ketakutan karena meskipun dianggap sebagai pahlawan oleh publik dan media, ia juga seperti Kapten Pilot Sully, harus menghadapi sidang investigasi dari NTSB, lebih menjiwai perannya itu, lebih berhasil membawa emosi penonton merasakan bagaimana jika kita berada di posisinya.

Menonton Flight lebih membuat kita tegang dan penasaran bagaimana ujung nasib Whip Whitaker di sidang NTSB, karena dia pada awalnya bersikap tak jujur di sidang tersebut, menyembunyikan rahasia dirinya yang alkoholik, yang bahkan saat mengemudi pesawat itu sempat mengkonsumsi 2 botol minuman keras, dan rahasia hubungan pribadinya dengan seorang pramugari.

Ia juga didampingi seorang pengacara yang berupaya menutup-nutupi rahasia pribadinya itu, agar bisa terbebas dari hukuman yang dijatuhkan NTSB (dipecat sebagai pilot), dan ancaman diproses hukum secara pidana yang jika bersalah dihukum penjara.

Perang bathin luar biasa Whip Whitaker, antara mengakui kesalahannya, atau menimpa kesalahan kepada pramugari teman tidurnya yang menjadi salah satu dari 4 korban tewas begitu menghantui Whitaker yang terus di bawah sampai pada detik-detik terakhir persidangan, benar-benar menguras emosi penonton.

Berbeda dengan Whip Whitaker, Sully “hanya” terus-menerus dihantui peristiwa tersebut, ia terus membayang-bayangkan bagaimana jika pendaratan darurat yang dilakukan itu gagal, dan kenyataannya ia harus menghadapi sidang investigasi dari NTSB, oleh karena itu kegelisahan yang dihadapinya lebih ringan daripada yang harus dipikul oleh Whitaker.

Maklum saja, kisah di Sully adalah kisah nyata, sehingga Tom Hanks sebagai pemeran Kapten Sully itu pun memaksimalkan perannya sebatas apa yang dialami oleh Sully yang asli.

Namun demikian itu sudah cukup menunjukkan kwalitas aktor sebesar Hanks, terutama saat ia memperlihatkan kegelisahan seorang Sully, mimpi-mimpi buruknya, keraguan atas keberhasilannya sendiri, dan sempat goyah saat di persidangan NTSB, membuktikan bahwa seharusnya pesawat itu tidak mendarat darurat di Sungai Hudson, karena masih bisa kembali ke Bandara La Guardia, atau di Bandara Teterboro di New Jersey dengan selamat.

Menonton film ini, sambil membayangkan bagaimana jika kita adalah salah satu penumpang pesawat tersebut, dan harus mendarat darurat di Sungai Hudson yang sangat dingin itu, lalu akhirnya selamat, bisa membawa kesan dan pesan moral tersendiri bagi kita, dan pasti merasa prihatin dengan pahlawan kita: Kapten Pilot Chesley B ”Sully” Sullenberger. Dan Co-Pilot Jeffrey Sklies. Meskin berakhir dengan happy ending, sesuai dengan fakta sejarahnya. *****


Artikel terkait:

Flight, Ketika Hati Nurani Seorang Pilot Diuji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun