Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Diusulkan Menjadi "Menteri Reklamasi", Sebuah Pengakuan Jujur Nurani Si "Angry Bird"

27 Juli 2016   10:53 Diperbarui: 27 Juli 2016   11:06 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: sinarrakyat.com)

Maksud hati mem-bully Ahok malah tanpa sadar, -- meskipun bukan maunya begitu, dia malah mengakui kepiawaian dan kebenaran Ahok dalam kasus reklamasi.

Itulah dia si Reva “Angry Bird” Sugito, salah satu pentolan BSH Ahok di Kompasiana.

Di dalam artikel terbarunya, yang berjudul Yudi Chrisnandi, Thomas Lembong, Sudirman Said dan Ahok Kena Reshuffle? Si Angry Bird itu menulis di paragraf akhir tulisannya itu sbb:

Lalu bagaimana dengan Ahok? Kenapa nama Ahok ada pada judul tulisan ini?

Bukan apa-apa, soalnya Ahok itu merasa dirinya selevel Menteri. Ahok berdasarkan Undang-undang dari Hongkong mengatakan Gubernur DKI itu setara Menteri. Ya sudahlah kita iyakan saja daripada dibully para Ahoker. Haha.

Dan kalau Ahok itu memang Menteri menurut Angrybird sudah seharusnya diganti. Ahok lebih cocok menjadi Menteri Reklamasisaja. Sekian.

---

Dengan menyatakan Ahok lebih cocok menjadi “Menteri Reklamasi”, -- meskipun itu ditulis dengan gaya bahasa sarkastis, tetapi sebenarnya secara di bawah sadarnya Angry Bird mengakui Ahok memang piawai dan benar dalam kasus reklamasi itu. Hati nuraninya sebenarnya mengakui hal itu, tetapi karena sering melawan bisikan nuraninya, kebencian subyektifnya terhadap Ahok-lah yang selalu ia eksplotasikan di Kompasiana.

Seandainya saja Presiden Jokowi mengangkat Ahok sebagai “Menteri Reklamasi”, tentu saja itu berarti suatu apresiasi besar Jokowi terhadap kehebatan Ahok di dalam mengadakan pembangunan mega proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta itu. Jika tidak demikian, tentu saja, Ahok tidak bakalan dipakai Jokowi di “kabinetnya”, apalagi diangkat menjadi “Menteri Reklamasi”.

Dengan demikian mau tak mau kita harus mengakui kejelian pengakuan nurani dari si Angry Bird tentang Ahok terkait reklamsi tersebut. Hanya saja sayangnya, yang dia eksplotasikan lewat artikelnya itu bukan menuruti hati nuraninya, tetapi hati kebenciannya (kepada Ahok).

Perasaan kebencian dan kemarahannya kepada Ahok itulah juga yang mengrepresentasi nama alias yang diapakai: “Angry Bird”, si burung pemarah dalma game “Angry Bird”.

Lebih akurat lagi adalah kemungkinan besar Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang berkonflik dengan Ahok soal penghentian secara permanen reklamasi Pulau G yang diputuskan Rizal itu, malah terpental dari kabinet Jokowi.

Jadi, hebat mana, dong, Ahok yang diangkat ke dalam kabinet Jokowi untuk menjadi “Menteri Reklamasi, dibandingkan dengan Rizal Ramli yang malah akan “dibuang” Jokowi dari kabinetnya itu?

Padahal sebelumnya Angry Bird dan para konconya di Kompasiana selalu berdiri di belakang Rizal Ramli, mendukungnya melawan Ahok di dalam pertikaian mereka tentang penghentian permanen reklamasi Pulau G itu.

Atas pertanyaannya sendiri di artikelnya itu, yaitu: :”... Kenapa nama Ahok ada pada judul tulisan ini?” (padahal isinya tentang reshuffle kabinet Jokowi).

Dengan mudah dapat kita jawab: itulah salah satu indikasi kuat bahwa penulisnya memang terobsesi berat rasa kebencian subyetifnya terhadap Ahok, oleh karena itu hampir segala peristiwa harus dikait-kaitkan dengan Ahok, meskipun sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali. Contohnya, ya, tentang perombakan kabinet (reshuffle) Presiden Jokowi itu.

Demikian juga yang membuat dia dalam salah satu artikelnya menolak memahami makna substantif dari pernyataan Ahok bahwa status Gubernur DKI Jakarta itu setara dengan Menteri, sebagaimaa secara tersirat hal tersebut disebut dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (baca artikel: Gubernur DKI jakarta Memang Setara Menteri ...).

Maunya si Angry Bird semua itu harus disebut secara tersurat, kata demi kata, letterlijk. D pasal Undang-Undang itu harus ditulis dengan jelas: “Jabatan Gubernur DKI Jakarta setara dengan Menteri”. 

Jika itu dasar pemahamannya, maka berarti Kapolri, Panglima TNI, Jaksa Agung pun tidak setara dengan Menteri, karena di dalam Undang-Undang tentang jabatan mereka pun tidak disebutkan bahwa jabatannya itu setara dengan Menteri. *****

Artikel terkait:

Gubernur DKI Jakarta Memang Setara Menteri ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun