Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Bermain-main dengan Maut di Taman Safari!

25 Juli 2016   23:20 Diperbarui: 26 Juli 2016   10:29 3298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harimau Siberia (sumber: bonerjea.org)

Saya baru saja membaca sebuah berita kejadian tragis, seorang perempuan tewas diterkam seekor harimau di sebuah taman safari di Beijing, Tiongkok, tak jauh dari Tembok Besar, Sabtu, 23 Juli 2016.

Perempuan itu keluar dari mobilnya ketika berada di dalam taman safari itu. Dia keluar dari pintu belakang kanan mobil , lalu menuju ke pintu kiri depan mobil itu, sesaat kemudian seekor harimau Siberia menerkamnya, lalu menyeretnya menjauh dari mobil.

Seorang laki-laki segera keluar dari mobil itu, menyusul seorang perempuan, mereka bermaksud menolong perempuan malang itu, tetapi tentu saja mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Dikabarkan perempuan itu tewas di tempat kejadian.

Kejadian tragis itu terekam di CCTV, rekamannya pun tersebar di media sosial (You Tube), lihat video rekaman CCTV-nya di bagian akhir artikel ini.

Pemerintah distrik Yanqing, mengkonfirmasikan kebenaran kejadian tersebut. Saya teringat pengalaman saya beberapa tahun lalu di Taman Safari, Cisarua, Bogor, ketika saya dan keluarga jalan-jalan liburan di sana. Kami masuk dengan mobil mengelilingi Taman Safari itu, saya duduk di sebelah depan samping sopir. Sampai di kawasan harimau, di depan pintu terpasang peringatan dilarang membuka jendela dan pintu mobil, dilarang keras turun dari mobil.

Masuk di kawasan itu, seperti biasa, tampak beberapa ekor harimau tidur-tiduran di dekat jalan, ada berjalan-jalan santai, ada juga yang berdiri diam di tengah jalan. Semua mobil berjalan perlahan-lahan, sambil melihat-lihat harimau-harimau itu, termasuk kami. Beberapa menit kemudian, seekor harimau besar mendekati mobil kami yang sedang berjalan perlahan, dia mengikuti jalannya mobil kami dari samping kiri, sepertinya dia tertarik dengan roda depan sebelah kiri, dekat saya duduk. Jadi saya bisa melihat jelas harimau itu.

Saya melihat sepertinya dia mencium-cium ban mobil yang sedang berputar perlahan itu, saya pikir seperti anjing yang suka memcium-cium sesuatu. Sesaat kemudian sopir kami bilang, ban bocor. Ternyata, harimau besar itu bukan sedang mencium ban tersebut, tetapi mengigitnya! Saya pun melihat ban itu langsung kempes, habis anginnya. Padahal ban mobil yang kami pakai itu ban besar model off road, tebal dan keras, apalagi  masih baru.

Pengawas yang berada di menara berteriak dengan pengeras suara kepada kami, jangan ada yang keluar, meminta kami segera membawa mobil itu perlahan-lahan keluar dari kawasan harimau itu. Setelah kami keluar, dan pintu kawasan itu ditutup, datanglah seorang petugas Taman Safari itu membantu kami mengganti ban tersebut. Ban off road yang begitu tebal dan keras sobek besar dan dalam, panjangnya sekitar 15 cm, bahkan ada sebagian yang cuil.  

Kira-kira seperti inilah ban mobil kami ketika itu yang digigit seekor harimau di Taman Safari, Cisarua, Bogor, beberapa tahun lalu (sumber foto: autocarindonesia.com)
Kira-kira seperti inilah ban mobil kami ketika itu yang digigit seekor harimau di Taman Safari, Cisarua, Bogor, beberapa tahun lalu (sumber foto: autocarindonesia.com)
Bayangkan saja bagaimana kuat dan panjangnya gigi harimau itu. Saya melihat dia hanya seperti mencium dan menyentuh perlahan ban mobil itu dengan moncongnya, tetapi ternyata dengan “sentuhan” itu saja ia sudah membuat ban off road itu sobek sedemikian besar dan dalam. Bagi harimau ban sekeras itu lembek seperti agar-agar.

Ketika itu, saya membayangkan, ban mobil yang sedemikain keras itu saja seperti itu, bagaimana dengan daging manusia jika diterkam harimau?

Jadi, bila kita berada di kebun binatang di kawasan binatang buas, apalagi di taman safari, yang harimau, singa, dan binatang-binatang buas lainnya dibiarkan berkeliaran bebas, dan kita bisa melihatnya dari dalam mobil, harus super hati-hati.

Jangan main-main dengan maut, jangan pandang enteng, dengan misalnya, membuka jendela, atau turun cepat-cepat lalu masuk kembali ke dalam mobil, karena berpikir harimaunya cukup jauh. Harap ingat bagi kita jarak kita dengan harimau itu cukup jauh, tetapi bagi harimau itu bisa saja sangat dekat, sekali dia berlari ke arah kita, dalam tempo beberapa detik saja sudah bisa menjangkau kita.

Kecepatan lari harimau dan kecekatan dia menerkam mangsanya sudah pernah saya lihat sendiri secara langsung. Pengalaman lain saya dengan harimau di Taman Safari II di Prigen, Pasuruan, Jawa Timur (dekat Surabaya), sekitar tahun 2002. Di sana ada seekor harimau putih besar, ditempatkan di semacam kolam besar berbentuk lingkaran, dengan parit di sekelilingnya, dengan pagar tembok setinggi di atas pinggang orang dewasa. Kedalaman kolam yang menjadi kandang harimau putih itu sekitar 10 meter.

Pengelola Taman Safari menyediakan ayam hidup bagi pengunjung yang hendak memberi makan harimau itu, dengan cara melempar ayam itu hidup-hidup ke dalam kolam besar tersebut. Setelah membayar sekian rupiah, saya mendapat seekor ayam hidup. Saya berdiri di dekat pagar tembok itu, sedangkan harimau itu berada cukup jauh dari saya, memandang ke arah berlawanan. Mungkin sekitar 30 meter. Lalu, saya melempar ayam hidup itu ke dalam kolam itu.

Ayam itu mengepak-gepak sayapnya turun ke arah kolam, seketika itu juga harimau putih itu berbalik dengan sangat cepat, dan langsung berlari kencang ke arah ayam yang sedang melayang turun itu. Hanya memerlukan waktu kurang dari lima detik harimau itu sudah sampai, bahkan sebelum ayam itu menyentuh tanah, dia sudah meloncat tinggi menerkam ayam itu di udara. Baru kali itu saya melihat kecepatan, kecekatan dan keperkasaan seekor harimau ketika menerkam mangsanya itu.

Jadi, sekali lagi: Berhati-hatilah dengan binatang buas seperti harimau itu, saat berada di kebun binatang, apalagi di Taman Safari.  Kalau di hutan, tidak perlu lagi diperingatkan. *****


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun