Pada 11 April 2016, saat Partai Demokrat membuka pendaftaran penjaringan bakal calon gubernur DKI-nya, Yusril juga menjadi pihak pendaftar pertama.
Sikap bermanis-manisnya Yusril kepada SBY itu jelas punya pamrih politik oportunis, karena sebelumnya, ketika SBY menjadi Presiden, ia justru rajin mengritik dan mengecam SBY.
SBY pernah dikatakan Yusril sebagai presiden yang penuh dengan kebohongan. Komentar itu ia lontarkan ketika SBY mengabulkan permohonan grasi kepada terpidana mati kasus narkoba Deni Setia Maharwan alias Rafi dan Merika Pranola alias Ola alias Tania, pada 25 Agustus 2012.
"Pemerintah SBY penuh kebohongan, menutup-nutupi sesuatu, walau akhirnya terkuak juga. Pemintah SBY jadikan pemberantasan korupsi sebagai pencitraan. Narkotika tidak dianggap serius, padahal kerugiannya sangat besar dan bisa runtuhkan bangsa ini," kecam Yusril ketika itu.
SBY bahkan pernah disebut Yusril juga sebagai “Presiden koruptor,” karena memberi grasi kepada terpidana koruptor mantan Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Syaukani Hassan Rais, pada Agustus 2012.
Artikel terkait:
Ketika Yusril Ihza Mahendra Melamar ke Semua Parpol
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H