Kini, ia malah merapat ke PPP kubu Romy, dan menyatakan bahwa PPP kepimpinan Romy-lah yang sah (jadi, bukan PPP kubu Djan Faridz).
Menurut Yusril, alasan dia ikut penjaringan bakal calon gubernur dari PPP kubu Romy tersebut, karena (sebenarnya) yang resmi (sah) adalah PPP kubu Romy. Pernyataan ini disampaikan Yusril setelah melakukan pendaftaran itu dan bertemu langsung dengan Romy di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 1 Juli 2016.
Saat dia merasakan PPP kubu Djan Faridz yang akan menguntungkannya, Yusril pun merapat ke kubu tersebut, sembari mengobral pernyataannya sebagai seorang pakar hukum tata negara, dengan mengatakan kubu PPP Djan itulah yang sah.
Tetapi, sikapnya itu berubah 180 derajat, demikian juga pernyataannya saat dia mulai merasakan kubu PPP Romy-lah, bukan PPP kubu Djan, yang lebih bisa diharapkan menguntungkannya untuk bisa ikut bersaing di pilkada DKI 2017. Maka itu, Yusril pun mengubah pernyataannya bahwa PPP yang dipimpin Romy-lah yang sah, sehingga yang berhak ikut pilkada DKI 2017
Sikap yang mirip juga sebelumnya diperlihatkan Yusril, saat merapat ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, pada 29 Februari 2016 lalu, dengan penuh harap agar Partai Demokrat mau ikut mengusungnya di pilkada DKI 2017.
Ketika itu Yusril juga menunjukkan sikap manisnya kepada SBY, dan mengatakan pertemuan tersebut berlangsung positif. SBY banyak memberinya wejangan-wejangan berharga terkait pencalonan dia di pilkada DKi 2017 itu.
Dia menyatakan dalam pertemuan tersebut SBY telah memberi wejangan-wejangan berharga kepadanya terkait pencalonan dirinya di pilkada DKI 2017 itu
Yusril yang ketika itu datang ke rumah SBY bersama MS Kaban, juga bilang bahwa SBY sudah menganggap dirinya sebagai saudara, yang sejak awal reformasi berjuang bersama-sama membangun bangsa dan negara.
"SBY menganggap saya dan Kaban itu saudara," kata Yusril.