Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Jumat Agung dan Paskah

26 Maret 2016   21:10 Diperbarui: 27 Maret 2016   17:06 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paskah Yahudi dan Paskah Kristen

Kamis Putih mendahului Jumat Agung, dan Paskah. Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah merupakan satu kesatuan rangkaian hari dan peringatan terpenting dan paling sakral bagi umat Kristen, karena itulah merupakan rangkaian penggenapan nubuat terhadap kedatangan Yesus ke dunia, sebagai pelayan dan penebus dosa umat manusia.

Kamis Putih dan perjamuan Paskah terakhir Yesus dan murid-muridNya merupakan persiapan terakhir Yesus, sebelum ditangkap dan dihukum mati di atas kayu salib.

Kematian Yesus tersebut yang diperingati pada Jumat kemarin sebagai perayaan Jumat Agung. Disebut Jumat Agung, karena pada saat itulah Yesus menebus dosa umat manusia dengan rela mati di atas kayu salib, menanggung dosa-dosa umat manusia, meskipun Dia sendiri suci, tanpa dosa.

Yesus juga beberapakali menubuatkan tentang kematianNya, sebelum waktunya tiba. Seperti, saat menjelang hari Paskah orang Yahudi, Yesus berkata kepada murid-muridNya, ”Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."

Hari Paskah agama Yahudi berbeda makna kesakralannya dengan hari Paskah yang dirayakan umat Kristen.

Pada Paskah Yahudi, yang dirayakan adalah hari umat Israel dibebaskan Allah melalui perantara Musa, dari perbudakan di Mesir. Kisah pembebasan umat Isarel dari Mesir atas perintah Allah kepada Musa ini merupakan salah satu kisah yang paling terkenal, di antaranya saat Musa membelah Laut Merah dengan tongkatnya, sehingga orang-orang Isarel bisa menyeberanginya, menyelamatkan diri dari kejaran pasukan militer Firaun.

Paskah Yahudi juga biasanya disebut “Hari Roti Tak Beragi.” Disebut demikian karena pada hari umat Israel pergi meninggalkan Mesir, mereka lakukan secara terburu-buru, sehingga mereka membuat roti sebagai bekal tanpa menggunakan ragi, karena tidak punya waktu lagi untuk menunggu naiknya ragi pada adonan roti.

Musa terpaksa secara terburu-buru membawa umat Israel keluar dari Tanah Mesir, atas perintah Firaun, yang sangat murka setelah tulah Allah yang kesepuluh jatuh kepada orang Mesir, yaitu matinya semua anak sulung orang Mesir, termasuk putra kesayangan Firaun.

Orang Israel kemudian merayakan hari pembebasan mereka dari perbudakan Mesir itu dengan memakan roti tak beragi selama tujuh hari, yang dirayakan sampai sekarang. Itulah Paskah orang Yahudi.

Pada perayaan Paskah Yahudi itu, mereka juga menjalankan ritual keagamaan yang sudah ada sejak zaman Nabi Abraham, yaitu persembahan domba di atas altar kepada Allah sebagai penebusan dosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun