Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemarahan SBY, Cermin Pertentangan Generasi Baby-Bomber dengan Generasi X dan Y

22 Maret 2016   08:47 Diperbarui: 22 Maret 2016   14:45 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Twitter @SBYudhoyono)"]

[/caption]

SBY Tak Terima Istilah “Mangkrak”

Dalam salah satu kicauannya, SBY juga tidak setuju dengan istilah “mangkrak” yang digunakan Jokowi. Dia bilang, mega proyek itu bukan mangkrak, tetapi terpaksa tidak bisa dilanjutkan ketika dia masih Presiden, karena dilarang KPK sebagai akibat dari bermasalahnya proyek itu dengan hukum. Maka itu harus menunggu proses hukumnya (kasus korupsi) selesai barulah larangan melanjutkan pembangunannya itu dicabut.

SBY, seperti juga Roy Suryo, Menteri Pemuda dan Olah Raga di masa pemerintahannya yang menyatakan hal yang sama, tidak melihat sumber masalahnya, kenapa sampai proyek itu bermasalah secara hukum sehingga membuat KPK melarang kelanjutan pembangunnnya.

Bukankah karena kasus korupsi yang dilakukan oleh para petinggi Demokrat ketika itu, yakni, Anas Urbaningrum (ketua umum), Muhammad Nazaruddin (bendahara umum DPP Demokrat), Angelina Sondakh (anggota DPR), dan Andi Alfian Mallarangeng (petinggi Demokrat, Menteri Pemuda dan Olah Raga). Jika SBY adalah pimpinan yang baik, tegas, sukses mendidik, mengawasi, dan mengendalikan mereka, bukankah kasus korupsi itu tak bakal ada di mega proyek Hambalang itu.

Seandainya proyek tersebut dirancang dan dikerjakan secara profesional, dan bersih dari korupsi, pasti proyek itu akan lancar-lancar saja progres pembangunanya, dan sudah selesai dan digunakan di masa pemerintahan SBY. Tidak ada urusan KPK di sana. Tetapi, faktanya, karena dijadikan obyekan untuk korupsi, akibatnya KPK hadir di sana, dan melarang kelanjutan pembangunanya sampai proses hukumnya selesai. Nah, bukankah bagaimana pun proyek itu memang pantas disebut mangkrak?

Tidak Ada yang Mencampuri Urusan Partai Demokrat

SBY menulis: “Suara dari kader Demokrat (yg juga saya terima dlm Tour de Java) adalah hak & kedaulatan partai kami. Tak ada yg boleh mencampuri.”

Siapakah yang mencampuri urusan Partai Demokrat? Yang dilakukan para netizen itu, adalah kritik terhadap pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh SBY/Demokrat. juga menilai Tour de Java itu hanyalah pencitraan saja, mereka tak terkesan. benar atau salah, itu kan hak rakyat menilai?  Ini sama saja kan dengan SBY yang mengritik kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi itu. Tidak ada yang bilang, SBY telah melanggar hak dan kewenangan Presiden Jokowi, tidak ada yang bilang SBY telah mencampuri urusan Presiden Jokowi.

SBY juga mempertanyakan, kenapa safarinya keliling Jawa itu membuat ada orang yang kebakaran jengot?

Jawaban saya adalah tidak ada yang kebakaran jenggot karena SBY Tour de Java itu, orang-orang yang dimaksud SBY dengan kebakaran jenggot itu, malah sebenarnya “EGP”, "emangnya gue pikirin" dengan SBY Tour de Java itu. Yang kebakaran jenggot itu justru SBY sendiri. Ia kebakaran jenggot dengan cara-cara anak-anak muda, generasi X dan Y melancarkan kritik terhadapnya di media sosial. Sebagai bagian dari generasi baby-bomber, SBY tak bisa mengimbangi perilaku generasi X dan Y di media sosial, SBY tidak bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman politik yang sudah berubah drastis. Zaman politik yang akan segera didominasi oleh anak-anak generasi X dan Y.

Tidak ada yang bermaksud mencampuri urusan dan kedaulatan SBY dan Partai Demokrat, tidak ada pula yang kebakaran jenggot hanya gara-gara SBY Tour de Java, apalagi sampai bermaksud memprovokasi dan mengadu domba SBY dengan Jokowi. Untuk apa, apa untungnya bagi para netizen, yang juga adalah bagian dari rakyat itu?

Risiko Turun Gunung

Kenapa SBY sampai sedemikian tersinggung dan marah hanya gara-gara meme istrinya diberitakan telah diusung Partai Demokrat sebagai calon presiden 2019, pakai memerintahkan anak buahnya melakukan investigasi siapa sumbernya segala, padahal internal Demokrat sendiri (Ruhut Sitompul dan Nurhayati Ali Assegaf)-lah bisa dikatakan sebagai sumbernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun