Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sabotase Banjir Itu Kini Diduga Terbukti

27 Februari 2016   12:25 Diperbarui: 27 Februari 2016   12:36 6801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tumpukan kabel-kabel bekas yang menyumbat saluran-aluran air di kawasan Medan Merdeka Selatan dan sekitarnya (detik.com)"][/caption]

Jika sekarang ini, Jakarta bebas banjir, apakah semua orang (Jakarta) senang?

Jawabannya, tidak!

Mereka yang tidak senang jika Jakarta bebas banjir, demikian juga jika Jakarta bebas macet, sekarang, itu dikarenakan mereka termasuk kaum pembenci Ahok secara subyektifitas tingkat tinggi. Apapun hasil positif yang diperoleh dari pembangunan Jakarta, pasti akan disambut dengan perasaan tidak senang oleh kaum ini. Semakin Ahok sukses membangun Jakarta, semakin mereka tidak suka, semakin benci pada Ahok.

Jadi, kaum ini sesungguhnya tidak perduli dengan kesejahteraan dan kebahagiaan Jakarta jika pemerintahnya sukses membangun, semata-semata karena kepala pemerintahnya adalah Ahok. Orang yang paling dibenci secara subyektifitas super tinggi se-Indonesia.

Sebaliknya, kaum ini akan super senang, maunya bikin pesta besar-besaran, jika pemerintah gagal membangun Jakarta, gagal mengatasi kemacetan, dan gagal mengatasi banjir. Semakin rakyat Jakarta menderita, semakin senanglah mereka. Semata-mata karena kepala pemerintahnya adalah Ahok.

Bilamana perlu perlu melakukan sabotase, agar Ahok gagal dalam membangun Jakarta.

Beberapa waktu lalu, Ahok pernah mengatakan di kawasan tertentu di Jakarta seharusnya sudah bebas banjir, atau kalau masih banjir pun sudah tidak signifikan. Di antaranya di kawasan Ring-1, di kawasan Medan Merdeka Selatan, yang merupakan kawasan lingkungan Istana Merdeka, tempat tinggal dan kerja Presiden Jokowi. Jadi, jika masih ada banjir lagi, ia menduga ada hambatan atau ada sabotase.

Hal ini terakhir kali dilontarkan pada 9 Februari lalu, tetapi langsung mendapat respon negatif dari pihak-pihak yang selama ini memang tidak suka dengannya. Salah satunya dari kalangan DPRD DKI yang biasanya memang paling cepat merespon negatif hampir setiap pernyataan dan tindakan Ahok.

Saat Ahok bilang, jika kawasan Medan Merdeka Selatan masih juga banjir, maka ia  curiga ada yang melakukan sabotase, kalangan DPRD DKI Jakarta pun langsung mengecam pernyataannya itu. Di antaranya dari Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, dari Fraksi PKS, Rois Hadayana Syauqie.

Dia bilang, seharusnya Ahok sebagai kepala daerah di ibu kota harus membuktikan, jangan bicara tanpa bukti dan data yang jelas soal banjir. Saya rasa ini bukan pembelajaran yang baik buat seorang Gubernur," katanya di Jakarta, pada 12 Februari lalu. Isu banjir, karena sabotase adalah pernyataan yang tidak pantas, katanya waktu itu (Republika.com).

Sekarang, dugaan sabotase Ahok itu ada buktinya.

Saat Jakarta diguyur hujan lebat dua hari yang lalu, kawasan Medan Merdeka Selatan banjir. Ahok pun heran, lontaran kemungkinan ada sabotase pun diucapkan lagi, tetapi kali ini tidak cuma bicara, Ahok memerintahkan anak buahnya agar segera memeriksa apa penyebab banjir itu, karena seharusnya tidak banjir, sebab semua saluran di sana sudah diperbaiki dan dibersihkan, juga ada dua waduk yang menampung air hujan di sana.

Setelah diperiksa, anak buah Ahok menemukan penyebabnya, yaitu tumpukan kulit kabel-kabel bekas yang luar biasa banyaknya, menyumbat saluran-saluran air di kawasan sekitar lokasi itu. Setelah dibersikankan, air kembali mengalir lancar, dan banjir tidak ada lagi di sana. 

Setelah dikumpumlkan, dan diangkut, banyaknya ternyata lebih dari satu truk besar!

Jelaslah sudah bahwa tumpukan kabel-kabel bekas yang menyumbat saluran-saluran air tersebut disengaja,  entah oleh siapa, tidak mungkin bisa kebetulan saja ada di saluran-saluran got itu. Dugan ada sabotase pun menguat.

Jadi, patut diduga ada pihak-pihak tertentu yang diam-diam melakukan sabotase itu, supaya Ahok terlihat gagal mengatasi banjir, terutama di kawasan Merdeka Selatan itu, supaya banjirnya masuk Istana, supaya di mata Presiden Jokowi, Ahok gagal mengtatasi banjir di sana.

Namun, demikian kaum pembenci Ahok secara subyektif itu  kemungkinan besar tidak akan menerima begitu saja.

Tudingan yang mungkin mereka buat adalah sabotase itu merupakan rekayasa Ahok sendiri.

Pertanyaannya adalah apa untung Ahok melakukan itu? Bukankah jauh lebih baik reputasinya jika semua itu berjalan mulus?

Jika Ahok yang melakukan rekayasa sabotase itu, maka itulah perbuatan yang paling bodoh bin konyol yang pernah dialakukan selama hidupnya. Risiko ketahuannya cukup besar, dan jika ketahuan, reputasinya hancur-lebur.

Maka, diam-diam ada yang berdoa, semoga sabotase itu memang direkayasa oleh Ahok. *****

 

Sumber berita:

Kompas.com

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun