Sekarang, dugaan sabotase Ahok itu ada buktinya.
Saat Jakarta diguyur hujan lebat dua hari yang lalu, kawasan Medan Merdeka Selatan banjir. Ahok pun heran, lontaran kemungkinan ada sabotase pun diucapkan lagi, tetapi kali ini tidak cuma bicara, Ahok memerintahkan anak buahnya agar segera memeriksa apa penyebab banjir itu, karena seharusnya tidak banjir, sebab semua saluran di sana sudah diperbaiki dan dibersihkan, juga ada dua waduk yang menampung air hujan di sana.
Setelah diperiksa, anak buah Ahok menemukan penyebabnya, yaitu tumpukan kulit kabel-kabel bekas yang luar biasa banyaknya, menyumbat saluran-saluran air di kawasan sekitar lokasi itu. Setelah dibersikankan, air kembali mengalir lancar, dan banjir tidak ada lagi di sana.Â
Setelah dikumpumlkan, dan diangkut, banyaknya ternyata lebih dari satu truk besar!
Jelaslah sudah bahwa tumpukan kabel-kabel bekas yang menyumbat saluran-saluran air tersebut disengaja,  entah oleh siapa, tidak mungkin bisa kebetulan saja ada di saluran-saluran got itu. Dugan ada sabotase pun menguat.
Jadi, patut diduga ada pihak-pihak tertentu yang diam-diam melakukan sabotase itu, supaya Ahok terlihat gagal mengatasi banjir, terutama di kawasan Merdeka Selatan itu, supaya banjirnya masuk Istana, supaya di mata Presiden Jokowi, Ahok gagal mengtatasi banjir di sana.
Namun, demikian kaum pembenci Ahok secara subyektif itu  kemungkinan besar tidak akan menerima begitu saja.
Tudingan yang mungkin mereka buat adalah sabotase itu merupakan rekayasa Ahok sendiri.
Pertanyaannya adalah apa untung Ahok melakukan itu? Bukankah jauh lebih baik reputasinya jika semua itu berjalan mulus?
Jika Ahok yang melakukan rekayasa sabotase itu, maka itulah perbuatan yang paling bodoh bin konyol yang pernah dialakukan selama hidupnya. Risiko ketahuannya cukup besar, dan jika ketahuan, reputasinya hancur-lebur.
Maka, diam-diam ada yang berdoa, semoga sabotase itu memang direkayasa oleh Ahok. *****