Minggu kemarin (31/1/2016) anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Tenaga Ahlinya yang bernama Dita Aditia, dengan tuduhan telah melakukan penganiayaan terhadap dirinya pada Kamis, 21/1/2016.
Hari ini, Senin, , Senin (1/2/2016), Dita mendatangi Lembaga Bantuan Hukum APIK (Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan). Dengan didampingi Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino. Di sinilah, Dita memaparkan peristiwa yang telah dialaminya itu.Â
Kejadiannya pada Kamis, 21/1/2016 malam, tetapi baru dilaporkan Dita pada Sabtu 30/1/2016. Kenapa sampai sembilan hari kemudian baru dilaporkan ke polisi?
Menurut penjelasan Wibi Andrino, dialah yang berinisiatif meminta Dita melaporkan Masinton ke Bareskrim Polri dan ke LBH APIK itu, setelah melihat mata kanan Dita yang lebam.
Pada 30/1 pagi, ada rapat Nasdem, yang dihadiri Dita dan Wibi, lalu Wibi melihat mata kanan Dita lebam seperti kena pukulan. Wibi tanya kepada Dita, kenapa matanya. Dita tidak menjawab, tetapi menangis. Setelah didesak, baru dia mengaku kepada Wibi bahwa dia dipukul Masinton, pada 21/1 malam itu.
Wibi lalu mendesak Dita akan melaporkan kasus itu ke Bareskrim Polri.
Rupanya, tadinya Dita tidak berniat melaporkan kasus itu ke polisi, tetapi setelah Wibi mendesaknya melaporkan kejadian itu ke polisi, Dita pun  melakukannya.
Wibi mengaku, sudah mengkonfirmasikan hal ini langsung kepada Masinton, tetapi dia membantah telah memukul Dita. Kata dia, dia tidak memukul Dita, lebamnya mata Dita itu dikarenakan terkena sabetan tangan kiri Staf Ahlinya yang bernama Abraham Leo Tanditasik, karena ketika itu Dita sedang mabok berat, berteriak-teriak histeris, lalu menarik setir mobil yang sedang dikemudikan Abraham, lalu secara refleks Abraham menepis tangan Dita dengan tangan kirinya yang memakai cincin batu akik, tak sengaja mengena wajah Dita itu. Itulah menyebabkan lebam membirunya mata Dita tersebut. Â
Wibi menjelaskan juga, ibunya Dita sudah mengkonfirmaskan kepadanya membenarkan bahwa pada malam tanggal 21 Januari itu, Masinton telah memukul anaknya. Ia dan Dita sempat bertemu dengan Masinton dan Staf Ahlinya, pada kesempatan itu Masinton minta kasus tersebut tak diperpanjang, dia bersedia menanggung semua biaya pengobatan Dita selama di rumah sakit.
Karena permintaan Masinto itulah yang menyebabkan Dita tidak melaporkan kasus tersebut ke polisi sampai sembilan hari kemudian, sampai ketika Wibi yang melihat mata Dita yang lebam itu, lalu terkuaklah kasus itu ke publik.
Mungkin juga Dita tadinya merasa takut lapor polisi (meskipun diasempat lapor di Polsek Jatinegara, tapi tidak dilanjutkan) karena khawatir urusannya menjadi panjang, dan takut sama Masinton, tetapi karena ada dukungan dari Wibi, ia menjadi berani.