Seperti yang sudah diduga sebelumnya, film saga James Bond ke-24: Spectre dengan mudah menduduki puncak box office di Amerika Utara dengan pemasukan sebesar USD 73 juta (sekitar Rp. 997 miliar) di minggu pertama pemutarannya. Dengan demikian Spectre merupakan film Bond kedua yang memperoleh pendapatan tertinggi, setelah Skyfall yang memperoleh USD 88,4 juta di pekan pertama pemutarannya, pada 2012 lalu. Namun demikian, melihat terus meroketnya pendapatan Spectre, bukan tak mungkin secara total, ia akan melampui pendapatan yang pernah diperoleh Skyfall.
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan pekan pertama pemutaran tersebut adalah saat film itu diputar pertama kali di bioskop-bioskop di sana pada Jumat (6/11), bukan mulai Senin. Jadi, sesungguhnya pendapatan tersebut adalah untuk tiga hari saja: Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Secara internasional, dari 76 pasar global, Spectre juga menunjukkan keunggulannya dengan perolehan USD 117,8 juta (Rp. 1,6 triliun). Di beberapa tempat seperti di Amerika Selatan, Eropa dan Asia, Spectre mengungguli pendapatan Skyfall.
Di negara asalnya James Bond, Inggris, Spectre lebih menujukkan kespektakulernya, dengan memecah rekor pendapatan perolehan perdana terbesar sepanjang masa. Diputar pertama kali pada 26 Oktober lalu, film itu memperoleh pendapatan sebesar GBP 41,7 juta (Rp. 859 miliar). Ini berarti film ini memecahkan rekor yang dipegang sejak 2004 oleh Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, dengan pendapatan perdana sebesar GBP 23,88 juta (Rp. 492 miliar).
Pertanyaannya, apakah yang membuat Spectre sesukses itu?
Berbagai analisa pun datang dari penggemar Bond, di antaranya ada yang menunjukkan karakter Daniel Craig, yang dinilai sangat cocok memerankan sosok “sebenarnya” dari seorang agen rahasia seperti Bond yang sangat keras, tegas, kharismatik, dan tak suka basa-basi, namun juga mempunyai sisi manusiawinya. Bahkan Michael G. Wilson, produser menyatakan masih sangat mengharapkan Craig untuk berperan lagi sebagai Bond di film Bond berikutnya.
Analisa lain mengatakan sosok Bond Girls-lah yang membuat Spectre meraih kesuksesannya itu, yaitu Monica Belluci, dan Léa Seydoux. Nah, untuk analisa yang ini, saya kurang setuju. Secantik dan seseksi apapun Bond Girls tak akan signifikan mampu mendongkrak film-film Bond mana pun.
Bagi saya, dari Spectre, yang paling menarik adalah justru musuh utama James Bond. Saya lebih cenderung menyatakan bahwa untuk kali ini, musuh Bond-lah yang menjadi salah satu faktor utama daya tarik sekaligus kesuksesan Spectre. Karena musuh Bond kali ini benar-benar musuh yang spesial, yang sudah lama ditunggu-tunggu para penggemar Bond, sehingga mampu menarik begitu banyak penggemar Bond serentak di seluruh dunia menyaksikannya di bioskop-bioskop.
Dialah sesungguhnya pemimpin tertinggi dari semua organisasi kejahatan dan terorisme yang selama ini berhadapan dengan James Bond. Semua organisasi kejahatan itu berpusat pada “SPECTRE” (Special Executive for Counter-intelligence, Terrorism, Revenge and Extortion). Namanya, Ernst Stavro Blofeld, terkenal juga dengan nama alias Blofield / Ernst Blofeld / Ernst Stavro Blowfish / Franz Oberhauser / Number One / Oberhauser, yang di film Bond ke-24 ini, Spectre, diperankan dengan sangat baik oleh Christoph Waltz, aktor kelahiran Austria, pemenang dua Piala Oscar: Aktor Pembantu Terbaik pada film Inglourious Basterds (2009) dan Django Unchained (2012).