Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prabowo Subianto Feodal dan Otoriter?

3 Februari 2014   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391412132640059257

[caption id="attachment_293594" align="aligncenter" width="496" caption="Ahok dan keluarganya sowan ke rumah Prabowo Subianto dalam rangka merayakan Imlek 2565 (Tempo.co)"][/caption]

Impian Ahok untuk bisa makan bareng dengan Prabowo Subianto di pas hari raya Imlek  2565 (31/01/14) tidak kesampaian. Padahal harapan itulah yang diasampaikan sehari sebelum Imlek. Kepada wartawan yang menyertainya dalam peninjauannya ke Waduk Pluit, Ahok bilang,   "Saya mau makan siang besok (31/01/14)  sama Pak Prabowo. Itu mimpi saya, he-he-he"  (Kompas.com).

Kamis (31/01), di Hari Raya Imlek itu, tidak ada kunjungan Prabowo ke rumah Ahok untuk sekadar silahturahim menyampaikan ucapan Imlek itu. Padahal hari itu adalah hari libur nasional. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bagi Prabowo untuk tidak bersilahturahim Imlek ke rumah Ahok itu.

Sebelumnya, di hari Natal 2013, Prabowo juga tak berkunjung ke rumah Ahok untuk menyampaikan selamat Hari Natal-nya. Yang datang justru Megawati dan Jokowi (26 Desember 2013). Meskipun demikian Ahok mengaku, Prabowo sudah meneleponnya untuk menyampaikan selamat Hari Natal kepadanya.

Setelah menyampaikan harapannya itu kepada wartawan, mungkin Ahok sudah menunggu telepon dari Prabowo bahwa dia akan ke rumah Ahok. Tetapi telepon itu tak kunjung datang. Ahok tidak mungkin yang berinisiatif telepon Prabowo, apakah mau ke rumahnya atau tidak.

Setelah ternyata Prabowo memang tak datang, maka sehari setelah Imlek (Sabtu, 31/01) Ahok beserta keluarganya lah yang mendatangi rumah kediaman Prabowo, disambut tuan rumah dengan ucapan selamat Imlek, dan jamuan makan siang, yang katanya menunya dipilih sendiri oleh Prabowo.

Saya melihat sepertinya ada sesuatu yang janggal di sini, karena tidak lazim kalau di hari raya tertentu (termasuk Imlek) orang yang merayakan hari raya tersebut yang justru  mendatangi rumah orang yang tidak merayakan hari raya itu “khusus” untuk bersilahturahim dengan menerima ucapan selamatnya, seperti yang terjadi ketika Ahok lah mendatangi Prabowo di rumahnya itu.

Sebenarnya hal ini memang terlalu kecil untuk dipersoalkan, tetapi di sini saya hanya ingin menunjukkan ketidaklaziman ini.

Apakah ini ada kaitannya dengan karakter seorang Prabowo yang karena merasa posisinya lebih tinggi daripada Ahok merasa turun derajatnya kalau dia yang mendatangi, “sowan” kepada Ahok, maka di Hari Natal dan Hari Imlek itu, meskipun itu hari besar yang dirayakan oleh Ahok, justru Ahok-lah yang “harus” sowan kepadanya? Dengan kata lain feodalisme masih melekat erat pada karakter seorang Prabowo?

Ahok yang semula belum tahu karakter Prabowo ini, menanti dengan sia-sia kunjungan Prabowo ke rumahnya. Setelah “sadar” barulah dia berinisiatif bersama keluarganya mengunjungi, sowan kepada Prabowo di rumahnya.

Di dalam Seminar yang berthemakan “Imlek 2565 & Pemantapan Wawasan Kebangsaan II",  di Gedung Srijaya, Surabaya, Minggu, 02 Feb. 2014, pengamat politik dan pakar komunikasi Tjipta Lesmana melontarkan kritiknya, katanya: “... Selama ini hanya ada satu partai politik yang sejak didirikan tidak pernah mengadakan kongres apapun, dan munas (Musyawarah Nasional) apapun. Itu adalah Partai Gerindra. Kenapa demikian? Karena pendirinya/pimpinannya berkarakter otoriter!”

Benarkah demikian? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun