Kekerasan kemudian meningkat lagi dengan terjadinya pembunuhan terhadap 3 orang jemaat Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Februari 2011 lalu.
Sampai pada taraf ini pemerintah masih saja terkesan lembek. Gertakan SBY untuk melakukan pembekuan dan pembubaran ormas anarkis, ternyata hanya gertak sambal.
Mungkin saja, merasa semakin mendapat "angin kebebasan" itu, sekarang targetnya meningkat dengan menjadikan para tokoh pluralisme sebagai sasaran pembunuhannya. Sebagai sasaran pertama adalah Ulil dari JIL ini.
Jadi, bisa saja teror bom ini berlatarbelakang perbedaan keyakinan/isme dalam menjalankan kehidupan beragama. Meskipun Ulil sendiri mengatakan bahwa dia sudah lama tidak mendapat teror seperti itu.
Ulil mensinyalir, bahwa bisa saja peristiwa bom ini mempunyai latar belakang politik, bukan berdasarkan perbedaan keyakinan/isme itu.
"... Justeru ketika saya sekarang masuk dalam arena politik, dalam Partai Demokrat, hal semacam ini muncul. Saya menjadi curiga jika ini motifnya agak cenderung politis sebetulnya, ..." kata Ulil.
Ulil tidak secara spesifik menjabarkan maksudnya. Juga tidak menunjukkan pihak siapa yang dia maksudkan.
Tetapi kenapa pihak PKS yang seolah-olah merasa gerah? Dan mengkait-kaitkan dengan sesuatu yang Ulil sendiri tidak menyinggungnya sama sekali?
Ketua DPP PKS, Martin Agung, seperti dikutip Rakyat Merdeka Online, mengatakan, bom di Utan Kayu itu tidak mempunyai kaitan dengan isu reshuffle yang terus digulir Ulil. Ulil masih merupakan orang baru di dunia politik, dan pengaruhnya di Demokrat pun tidak seberapa.
"Bagi Parpol (maksudnya tentu PKS), terlalu kecil kalau ngurusin Ulil," kata Martin di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/3).
Lho, kok aneh, ya? Ulil tidak menuding siapa-siapa, kok, orang PKS ini yang sewot sendiri? ***