Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Si Bunglon" Ruhut Sitompul

14 Maret 2014   02:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul (KOMPAS.com/Indra Akuntono )"][/caption]

Rabu. 12 Maret 2014, Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, datang memenuhi panggilan KPK, sebagai saksi dalam kasus korupsi yang menjerat mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Pada kesempatan itu, Ruhut antara lain mengatakan kepada wartawan bahwa yang akan diasampaikan kepada KPK adalah informasi mengenai aset-aset yang dimiliki oleh Anas Urbaningrum berdasarkan keterangan yang pernah dia dengar dari mantan Bendahara Umum DPP Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Keterangan Nazaruddin itu diaketahui ketika menjadi bagian dari tim investigasi Partai Demokrat terhadap Nazaruddin ketika kasus suap proyek Wisma Atlet dan Hambalang mulai terkuak, Mei 2011. Meskipun menolak memberi data-data lebih rinci tentang aset-aset apa saja yang dimiliki Anas berdasarkan keterangan Nazaruddin itu, Ruhut secara tak langsung mengakui kebenaran dari informasi Nazaruddin itu.

"Aku enggak tahu (tentang aset yang dimiliki Anas). Janganlah, pokoknya nanti akan aku katakan yang pernah aku dengar dari Nazaruddin. ...... ‘Kan, Nazar sudah ngomong. Aku cuma ngaminin saja, lah " ujar Ruhut (Kompas.com).

Sekarang, Ruhut bilang mengamini informasi yang pernah disampaikan oleh Nazaruddin. Padahal, sebelumnya dia mati-matian mencaci Nazaruddin, yang katanya selalu memberi keterangan bohong dan fitnah. Termasuk, apa yang disampaikan Nazaruddin tentang Anas, yang sekarang dia aminin itu.

Sikap Ruhut yang terus berubah-ubah seperti bunglon ini sudah terjadi sejak pertama kali kasus Nazaruddin mulai terungkap, ketika Nazaruddin kabur ke luar negeri, tertangkap di Kolumbia, ditahan KPK, sampai yang terbaru, yang sekarang ini.

Pada 27 Mei 2011, ketika Nazaruddin dicekal KPK, tapi ternyata sudah kabur ke Singapura, Ruhut marah berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang menyudut Nazaruddin. Dia membela Nazaruddin, dengan mengatakan Nazaruddin bukan kabur ke Singapura, tetapi berobat di sana. Dia menganggap ”orang-orang Andi Mallarangeng”-lah – pesaing utama Anas di pemilihan ketua umum Demokrat, Bandung 2010 – berada di belakang pernyataan-pernyataan yang menyudut Nazaruddin.

"Hei, saya minta itu orang-orangnya Andi Mallarangeng berhenti bicara. Apa Nazaruddin itu buronan. Ingat, dia pergi ke Singapura atas izin fraksi dan berangkat pada tanggal 23 Mei. Surat cekal baru dikeluarkan besoknya. Jadi, woi, para pendukung Andi, Nazaruddin bukan buronan," kata Ruhut dengan nada tinggi saat itu.

"Jadi tolong persoalan ini jangan dipolitisir. Nazaruddin pergi ke Singapura tidak dengan menyandang status buron. Sampai saat ini saja, jadi tersangka saja tidak oleh KPK. Apa Nazaruddin sudah tersangka sekarang? Saya menduga, ini permainan kubunya Andi Mallarangeng sehingga Nazar jadi begini," kata Ruhut berapi-api (Tribunnews.com).

Setelah Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka dan buron oleh KPK, sikap Ruhut berubah 180 derajat terhadap Nazaruddin.

"Nazar akhir-akhir ini kebablasan. Bohong terus, dan ini sangat memalukan. Dia sampai buron, dan itu sangat merusak citra partai, kata Ruhut di DPR, Kamis (07/07/2011) (Tribunnews.com, 07/07/2011)

"Awalnya saya bela beliau (Nazaruddin, red), tapi semenjak jadi tersangka kenapa saya yang paling keras? Segera dijemput paksa, ditangkap, bahkan dia DPO, kalau dia melawan ya ditembak (sampai mati)," kata Ruhut dengan geram (rimanews.com, 09/07/2011)

Kemudian, ... "Terus terang saja saya sudah anggap semua omongan Nazaruddin bohong. ... "

"Kalian tahu semua saya yang selama ini selalu bela dia kan? Semenjak dia jadi tersangka dan tidak mau memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dia ketahuan bohong. Mengapa saya anggap semua omongan dia itu bohong karena dari dulu dia ngomong gitu. Aku minta, kita negara hukum, tunjukkan fakta hukum agar tidak terjadi fitnah," kata Ruhut (Inilah.com, 11 Juli 2011).

Sejak saat itu setiap kali ditanya mengenai tuduhan-tuduhan yang disampaikan Nazaruddin terhadap para petinggi Partai Demokrat, Ruhut selalu mengatakan Nazaruddin sebagai tukang bohong dan tukang fitnah.

Sampai pada saat ketika ada indikasi kuat KPK mulai mengincar Anas, dan SBY mulai bersikap untuk menyingkirkan Anas (2012), Ruhut pun berubah lagi, dengan berbalik menyerang Anas. Ruhut pun mendesak agar Anas mundur saja dari jabatannya sebagai ketua Umum.

“Makanya, sudahlah, Anas mundur saja. Kalau makin lama menunggu, makin banyak dari kami yang terkena imbasnya. .... Kalau sudah begini hanya Pak SBY yang bisa mengangkat kami. Makanya, sudah. Anas legowo saja,” ujar Ruhut (Tempo.co, 20 Juli 2012).

Sekarang, yang terbaru, Ruhut mengatakan apa yang pernah dikatakan Nazaruddin (tentang aset-aset Anas) dia tinggal mengamini saja. Padahal, tempo hari keterangan Nazaruddin yang ini juga dia bilang sebagai pernyataan bohong dan fitnah.

Entah, nanti “perubahan” apa lagi yang akan disikapi dan dinyatakan Ruhut “si bunglon” ini. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun