Spekulasi baru muncul di dalam diskusi di dunia maya mengenai misteri hilangnya Boeing 777-200, Penerbangan MH-370 milik Malaysia Airlines. Dari berbagai diskusi di dunia maya itu, salah satu yang paling menarik adalah dugaan pesawat itu diterbangkan ke sebuah pulau “misterius” bernama Pulau Diego Garcia. Demikian berita yang ditulis Kompas.com.
Pulau Diego Garcia itu lokasinya benar-benar terpencil di tengah-tengah Samudera Hindia. Di sebelah barat Indonesia dan selatan India.
Secara teritorial pulau ini milik Inggris, dan digunakan sebagai semacam pangkalan militer Inggris bersama Amerika Serikat. Tanpa seizin militer Inggris dan Amerika, semua orang dilarang masuk ke wilayah pulau itu.
Informasi paling menarik tentang Pulau Diego Garcia ini yang ditulis Kompas.com adalah sebagai berikut:
Pada Perang Irak (2003-2006) dan Perang Afganistan (2001-2006), para tentara sekutu, yaitu dari Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Filipina tinggal di Diego Garcia, dan menyiapkan keperluan perang dari pulau ini.
Sebagai daerah militer, Pulau Diego Garcia tentu memiliki landasan pacu. Mengutip Wikipedia, landasan pacu di pulau ini berjenis ETOPS (Extended Range Twin Engine Operations), yaitu landasan darurat untuk penerbangan komersial yang melintasi rute Samudera Hindia.
Hanya pesawat komersial yang bermesin ganda yang bisa mendarat di lokasi ini. Sementara, jenis pesawat berbadan lebar yang bisa mendarat di Pulau Diego Garcia adalah Airbus A330, Boeing 767, ataupun Boeing 777.
Berbagai literatur menyebutkan Diego Garcia menjadi salah satu lokasi kegiatan intelijen AS, yaitu CIA. Hal ini ditegaskan oleh laporan Dewan Keamanan Eropa 2007, yang menyatakan pulau ini telah digunakan oleh AS untuk program yang kontroversial, yaitu mengangkut para narapidana kelas berat.
Hal ini kemudian dipertegas oleh laporan Pemerintah Inggris pada 2008 yang menyebutkan bahwa AS pernah melakukan pengisian bahan bakar pesawat di Diego Garcia pada 2002, di mana pesawat itu digunakan untuk mengangkut narapidana yang "bernilai tinggi" (terorisme).
Disebut-sebut, salah satu narapidana AS yang pernah singgah di pulau ini adalah Khalid Sheikh Mohammed.
*
Apakah benar Boeing 777-200 bersama 239 penumpang dan 12 awaknya itu diterbangkan ke Pulau ini? Kalau benar apa maksud dan tujuannya? “Temuan” ini membuat kisah Malaysia Airlines MH-37 ini semakin misterius saja.
Apakah mungkin pembajak pesawat itu, -- bisa dari penumpang atau kru, atau bahkan siapa tahu pilot dan/atau kopilotnya sendiri – yang membelokkan pesawat itu dari rute seharusnya ke Beijing, dipaksakan menuju ke Pulau ini?
Misi pembajak ini berkaitan dengan terorisme juga. Mungkin pesawat itu akan dipaksakan mendarat di pulau itu, dan seluruh penumpang dan awaknya dijadikan sandera, agar pesawat itu diizinkan mendarat.
Setelah mendarat, pembajak akan menyampaikan tuntutannya untuk membebaskan teman(-teman) mereka yang mungkin ditahan di sana. Setelah dibebaskan, teman mereka akan naik pesawat itu juga. Pembajak minta bahan bakar pesawat diisi penuh, kemudian terbang lagi bersama teman mereka yang telah dibebaskan itu bersama dengan seluruh penumpang dan awak pesawat itu yang dipakai sebagai sanderanya. Tujuannya entah ke mana.
Tetapi, kalau benar demikian, kenapa setelah memasuki hari ke sembilan ini tiada satu kabar atau petunjuk pun mengenai pesawat ini? Kalau benar dugaan seperti di atas terjadi, tentu pemerintah Inggris dan Amerika Serikat segera mengetahuinya. Keberadaan pesawat bersama seluruh penumpang dan awaknya itu pun diketahui, yang terjadi kemudian adalah drama pembajakan yang nyata diiringi dengan tentu saja operasi militer untuk pembebasan sandera seperti yang lazim terjadi dalam setiap peristiwa pembajakan pesawat.
Namun, sekali lagi, pertanyaannya, kalau benar seperti itu kejadiannya, kenapa sampai hari ini tidak ada satu petunjukkan yang didapat dari pesawat itu?
Jika benar pesawat itu telah dibajak, dan dipaksa untuk menuju Pulau Diego Garcia itu, tentu dia melewati Samudera Hindia, dan harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke sana. Dilihat di peta, jarak yang harus ditempuh pesawat itu menjadi sedikit lebih jauh dibandingkan ke Beijing. Di sini lah problemnya, dilihat dari jaraknya yang begitu jauh, mungkin saja bahan bakar pesawat itu tidak mencukupi untuk sampai di sana. Semula pembajaknya sudah memperhitungkan bahan bakarnya cukup, tetapi ternyata keliru. Bahan bakarnya tidak cukup. Pesawat berada di atas samudera yang maha luas, tidak ada pulau/lokasi yang bisa dipakai untuk mendaratkan pesawat. Pesawat akhirnya jatuh karena kehabisan bahan bakar, atau pesawat mengalami kecelakaan fatal ketika dipaksa mendarat darurat di laut Samudera Hindia itu.
Atau ada perlawanan dari para penumpang yang mengakibatkan pesawat itu mengalami musibah seperti yang saya tulis di artikel saya sebelumnya (Pesawat Dibajak, Disembunyikan, Pilot Membajak Pesawatnya Sendiri, dan/atau Jatuh di Samudera Hindia? )
Karena pesawat tidak terdeteksi radar dalam waktu yang berjam-jam, dan berada di atas Samudera Hindia yang begitu luas, maka ketika dia mengalami musibah itu, tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya. Karena begitu luasnya, regu pencari yang kini sudah menjadi sekitar 25 negara itu mungkin akan memerlukan waktu yang lama untuk akhirnya bisa menemukan pesawat itu di Samudera Hindia itu.
Mudah-mudahan saja semua dugaan itu salah. Apa pun kejadian yang sebenarnya, semoga pesawat itu akhirnya akan ditemukan dalam keadaan selamat bersama semua penumpang dan awaknya dalam kedaan selamat pula.
*
Saya mencoba menelusuri Pulau Diego Garcia itu dengan menggunakan Google Maps, dan berikut ini adalah gambar-gambar yang berhasil saya dapat dari sana.
[caption id="attachment_299336" align="aligncenter" width="614" caption="Pulau Diego Garcia di tengah-tengah Samudera Hindia (Google Maps)"][/caption]
[caption id="attachment_299337" align="aligncenter" width="614" caption="Pulau Diego Garcia (Google Maps)"]
[caption id="attachment_299338" align="aligncenter" width="614" caption="Lapangan terbang di Pulau Diego Garcia (Google Maps)"]
[caption id="attachment_299339" align="aligncenter" width="614" caption="Lapangan terbang dilihat lebih dekat lagi (Google Maps)"]
[caption id="attachment_299340" align="aligncenter" width="614" caption="Pelabuah kapal perang di Diego Garcia (Google Maps)"]
[caption id="attachment_299341" align="aligncenter" width="614" caption="Sebuah kapal di dermaga di Dieo Garcia (Google Maps/Pierside/foto: PGHolbrook)"]
[caption id="attachment_299342" align="aligncenter" width="614" caption="Kantor militer bersama Inggris dan Amerika Serikat di Pulau Diego Garcia (Google Maps/Miage-93 nglandon)"]
[caption id="attachment_299343" align="aligncenter" width="614" caption="Pemandangan pantai yang indah di Pulau Diego Garcia (Google Maps / Pierside/foto: PGHolbrook )"]
[caption id="attachment_299344" align="aligncenter" width="614" caption="Pemandangan pantai yang indah di Pulau Diego Garcia (Google Maps /Leaning Palm S Fotojoe) "]
[caption id="attachment_299345" align="aligncenter" width="614" caption="Bulan terbit di atas Pulau Diego Garcia (Google Maps / Moonrise over Orient Bay WillPenny)"]
Artikel terkait:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H