Mohon tunggu...
Daniel Hok Lay
Daniel Hok Lay Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penggemar komik yang belajar nulis. www.xervan.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukannya Aku Terlalu "Pe-De"

23 Oktober 2014   16:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Randy menenggak minuman es cendol favoritnya, kemudian menatap Xervan dengan ekspresi galau. Dengan penuh perhatian, Xervan mencoba menjadi pendengar yang baik bagi Randy sambil menikmati Nasi Soto Lamongan.

“ Aku sampai stress nih Van, dikejar-kejar terus ama dia. Anaknya emang cantik, tapi Aku nggak terlalu suka cewek agresif.

Lestari? Ngejar-ngejar kamu? Nggak salah? Kalian kan baru lima hari kenal? ” kata Xervan.

“ Kalau ke kamu mungkin sikapnya biasa saja Van, tapi kalo ke aku,” Randy terdiam sesaat, wajahnya terlihat merasa bersalah ” Aku nggak tega menolak dia!” lanjut Randy.

“ Perasaanmu aja mungkin! Lestari kan memang ramah sama siapa aja? Dan setahuku, Lestari kan sudah punya…”

“ Nggak-nggak-nggak Van!” kata Randy memotong ucapan Xervan, “ Aku bisa membaca tatapan mata si Lestari! Bukannya aku terlalu percaya diri Van, tapi aku bisa membedakan antara cewek yang memang sekedar ingin berteman, dengan cewek yang suka sama aku!” lanjut Randy dengan sangat meyakinkan.

Xervan menatap wajah Randy, sambil mencoba memahami kegelisahan hatinya, serta mencoba menganalisa bagian manakah yang salah dari pemahaman Randy.

“ Jadi Lestari suka sama Kamu?”

“ Itu yang bikin aku galau Van!”

“ Kalau memang Lestari suka sama kamu,kenapa kamu yang jadi Galau?”

Mendengar pertanyaan Xervan, Randy segera menatap Xervan dengan Serius.

“ Kamu kan tahu Van, Aku bukan hanya punya tampang yang ganteng saja, tapi aku juga punya hati yang lembut. Aku paling nggak tega menyakiti hati wanita Van. Setiap kali aku dekat dengan cewek lain, Lestari terlihat sangat cemburu kepadaku. Nanti kalau dia patah hati, frustasi lalu bunuh diri, gimana?” ujar Randy berapi-api.

Sementara Randy masih belum berhenti nerocos bicara, tiba-tiba Lestari datang bersama seorang pemuda tampan berpakaian rapi. Mereka berdua langsung menghampiri meja Xervan dan Randy.

Halo Van! Sori, nggak bisa balas pesanmu! Batere hape-ku habis!” kata Lestari.

“Walaahh Lestari, Pantas dari tadi aku kirim sms nggak dibalas,aku kontak nggak bisa masuk juga!” jawab Servan.

Nih! Sementara ini dulu bahan-bahan ujian akhir semester yang aku punya. Semoga bisa menolong!” kata Lestari sambil menyerahkan beberapa tumpuk diktat bahan ujian.

Randy menatap Lestari. Lestari juga menatap randy sambil mengangguk. Dengan ragu-ragu dan takut membuat Lestari salah tafsir, Randy tersenyum sambil berpura-pura sibuk dengan gadget-nya, seolah-olah sedang menulis pesan kepada seseorang. Namun mata Randy tetap memperhatikan Lestari dan cowok yang datangbersamanya tadi.

“ Sori Van, kita mesti berangkat sekarang. Waktu kita tinggal setengah jam nih! Ini film yang paling oke banget sih, The Dark Knight Rises!” kata si cowok tampan berpakaian rapi.

“ Lho sudah mau main ya? Kami harus berangkat sekarang Van! Aku juga nggak mau ketinggalan aksi terakhir si Christian Balejadi Batman.” Sahut Lestari

“ Oke! Enjoy the movie yah!” jawab Xervan.

Lestari dan si Cowok Tampan pergi dengan terburu-buru, tapi tetap terlihat mesra dan kompak. Randy hanya bisa menatap, ketika tangan si Cowok Tampan merangkul Lestari, tanpa bisa berbuat apa-apa. Ekspresi wajah Randy terlihat tersipu-sipu malu.

“ Yang jalan bareng Lestari tadi pacarnya bukan?” tanya Randy

“ Namanya Charisma Wijaya, dan… Iya! Mereka sudah tiga bulan pacaran malah!”

Ekspresi wajah Randy langsung berubah. Tanpa harus dikatakan, Xervan bisa membaca isi hati Randy. Itu adalah ekspresi cemburu, marah, kesal, dan malu, semua bercampur menjadi satu. Randy seperti belum bisa menerima kenyataan, bahwa Lestari tidak sedang jatuh cinta kepadanya. Dan ternyata justeru Randy sendiri yang terlihat suka kepada Lestari. Randy dan Servan terdiam selama beberapa saat. Dengan hati-hati, Servan mencoba menghibur sahabatnya.

“ Ini kan malah kabar baik buat kamu? Kamu nggak perlu bingung memikirkan cara menolak cinta Lestari. Dia nggak akan bunuh diri gara-gara kamu nggak suka sama dia…, toh dia sudah punya cowok…”

Belum selesai Servan bicara, Randy terlihat panik dan frustasi. Randy segera bangkit berdiri dan berlari meninggalkan Servan.

“ Lho-lho! Mau ke mana kamu Randy? Tenang dulu, jangan panik kayak gitu dong!”

Randy tetap beranjak pergi meninggalkan Servan seorang diri di kantin.

“ RANDY!!! Pesananmu tadi sudah kamu bayar belum?” kata Servan.

TAMAT

Tulisan dan gambar adalah karya asli penulis yang telah dipublikasikan di www.xervanindonesia.com atau www.xervan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun