Seharusnya kita tidak perlu khawatir karena bumi memiliki siklus yang berulang seperti Zaman Es yang sudah terjadi sebanyak lima kali.
Tetapi karena penggunaan bahan bakar fosil yang berlebih sepertinya kita perlu untuk mulai introspeksi diri karena Zaman Es yang dinantikan atau setidaknya proses menuju ke sana yang ditandai dengan hawa-hawa dingin tidak akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
Malah justru bumi akan semakin panas dan gunung-gunung es tersebut akan meleleh total pada akhirnya.
Apa Dampaknya kalau Gunung Es Tersebut Meleleh?
Gunung es dan lautan beku yang ada di Kutub Selatan dan Kutub Utara menampung miliaran ton air yang apabila mencair akan menaikkan level permukaan air di seluruh dunia.
Berdasarkan berita di CNN Indonesia, melelehnya gunung es terbesar di Antartika (Kutub Selatan) sejak Juli 2017 mengakibatkan kenaikan 1 triliun ton air dalam 3 tahun terakhir.
Kalau dihitung secara matematis (semoga perhitungannya saya ga salah hehe), artikel tersebut mengatakan air sebanyak 150 miliar itu setara dengan mengisi 60 juta kolam renang ukuran olimpiade.
Standarnya 1 kolam renang ukuran olimpiade itu memiliki volume air sebanyak 2.500.000 L. Jika dikali 60 juta berarti volume airnya sebanyak 150 triliun liter.Â
Nah karena 1 liter itu setara dengan 0,001 meter kubik (m3) maka kalau 150 triliun liter itu berarti setara dengan 150 miliar meter kubik (m3).
Karena meter kubik itu untuk perhitungan balok/ruang, maka kita turunkan jadi meter persegi untuk menghitung bidang datar.
Dengan perhitungan 1 meter kubik sama dengan 100 meter persegi (m2) maka 150 miliar meter kubik sama dengan 15 triliun meter persegi (m2).
Setelah perhitungan matematika yang lumayan jelimet itu, mari kita telusuri lebih dalam lagi.