Mohon tunggu...
Daniel Glen
Daniel Glen Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Budaya Pop

Sukanya membaca, menulis, menggambar, mendengarkan musik dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Bumi 2022: Sampai Kapan Kita Bisa Rayakan?

23 April 2022   22:06 Diperbarui: 29 April 2022   12:43 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penguin terjebak di bongkahan es akibat melelehnya gunung es di Kutub Selatan (Sumber: Anna Yung/Flickr.com) 

Banjir di daerah Jakarta Utara (Sumber: KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Banjir di daerah Jakarta Utara (Sumber: KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Anomali cuaca atau musim hujan dan kemarau yang tidak menentu adalah salah satu dampak dari kerusakan lingkungan yang disebabkan karena berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan CO2.

Contoh terdekatnya adalah penggunaan motor dan mobil yang semakin bertambah setiap tahunnya

Asap hasil pembakaran kendaraan bermotor yang mengandung karbon dioskida (CO2) tersebut terbang ke atmosfer, berkumpul dan menahan panasnya sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh bumi.

Seharusnya panas tersebut bisa dipantulkan kembali tetapi karena adanya CO2 justru panas tersebut terjebak di bumi. Ini lah efek rumah kaca yang menyebabkan bumi semakin panas dari tahun ke tahun dan mengakibatkan anomali cuaca.

Dari sepengamatan saya setidaknya sudah 2 tahun terakhir secara berturut-turut setiap awal tahun pasti selalu banjir besar. Sebuah pembukaan awal tahun yang "menarik".

Dampak Pemanasan Global terhadap Bumi

Berkaitan dengan tema Hari Bumi 2022 “Invest in Our Planet” laman Earthday.org mengajak semua orang untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai investasi di masa depan.

Kelestarian lingkungan bisa dimulai dari tindakan kecil sederhana seperti pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dan juga plastik.

Panas matahari yang terjebak akibat CO2 menyebabkan cuaca yang sudah panas menjadi lebih panas yang pada akhirnya berdampak pada melelehnya gunung-gunung es raksasa yang ada di Antartika.


Melelehnya gunung es tersebut tentu akan membuat kenaikan permukaan air laut secara permanen.

Gunung es sendiri adalah produk yang terjadi 20 ribu tahun yang lalu saat bumi ada di Zaman Es Terakhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun