Mohon tunggu...
Daniel Deon
Daniel Deon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Siber Asia

Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Money

Meroketnya Harga Makanan Jelang Nataru di Kuningan Jawa Barat

9 Februari 2023   12:58 Diperbarui: 9 Februari 2023   13:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

KUNINGAN- 23 DES 2022

Harga makanan meroket di seluruh dunia. Pada bulan Januari, harga internasional untuk bahan pangan utama naik ke tingkat yang mendekati puncak krisis harga pangan global tahun 2007- 2008 dan 2010-2011, menurut Indeks Harga Pangan FAO. Lonjakan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran atas potensi krisis pangan global lainnya,
meningkatnya kelaparan di antara orang miskin dan, mungkin, kerusuhan sosial di seluruh dunia.

Harga sembako seperti sayur mayur dan kebutuhan pokok pantry lainnya naik signifikan di dua pasar di Kuningan, jelang Natal dan Tahun Baru 2023. Salah satu komoditas pokok yang mengalami peningkatan signifikan adalah cabai yang kini dijual Rp 50.000 per kilogram.

Uun, seorang pedagang sayur di Pasar Baru, Kabupaten Kuningan, Selasa mengatakan, hari ini harga cabai rawit merah dan hijau yang sebelumnya Rp36.000.000 per kilogram (kg), kini melonjak menjadi Ro. 40.000 per kg. "Telur ayam dulu Rp25.000 per kg. Sekarang menjadi Rp30.000 per kg," ujarnya.

Karena itu, Uun mengatakan omset penjualannya kini turun hingga 30 persen, karena penurunan jumlah pembeli. Acih menilai, kenaikan harga pangan disebabkan pasokan yang sedikit karena Indonesia memasuki musim hujan sehingga panen terbatas dan masalah lainnya.

Mamah, penjual sayur di Pasar Baru Kuningan, mengatakan, harga cabai dan jengkol naik signifikan hampir 50 persen. Dia mengatakan, kenaikan harga itu karena musim hujan, petani mengalami banjir dan tidak bisa panen.Pedagang sayur lainnya, Adi, juga menyalahkan musim hujan sebagai penyebab kenaikan harga yang menyebabkan rendahnya panen.

Harga beras, misalnya, telah meningkat sebelum dimulainya lockdown terkait pandemi pada awal tahun 2020, tetapi kemudian turun ketika resesi COVID dimulai dan beberapa negara penghasil beras menghapus larangan ekspor mereka. Setelah bangkit kembali dengan pemulihan global, harga beras internasional kini telah jatuh kembali ke tingkat pra-pandemi, yang mencerminkan prospek panen dan produksi yang positif.

Sebaliknya, harga gandum, jagung, dan kedelai turun pada paruh pertama tahun 2020, kemudian pulih pada paruh kedua tahun tersebut. Rebound ini, serta rebound harga komoditas nonpangan, sebagian besar didorong oleh pemulihan permintaan dari China dan, dalam kasus gandum, tingkat produksi yang lebih rendah menyusul kekeringan di beberapa wilayah produksi utama
(Amerika Serikat, Kanada, Eropa). Union, Turki, dan Iran). Lonjakan harga jagung dan kedelai berakhir pada paruh kedua tahun 2021, bagaimanapun, menyusul rekor tingkat produksi jagung yang diharapkan di AS dan Brasil serta hasil panen kedelai yang lebih besar di AS.

Singkatnya, pemulihan permintaan global telah menjadi pendorong utama lonjakan harga komoditas pertanian internasional, lebih dari gangguan rantai pasokan terkait COVID. Pasar telah diperketat sebagai akibat dari permintaan yang lebih kuat dari biasanya untuk pakan ternak dan produk pertanian untuk keperluan industri, dengan permintaan dari China memberikan
pengaruh besar.  Namun, secara keseluruhan, pasar untuk makanan pokok tetap tangguh, dengan pasokan global
tetap memadai dan hambatan logistik terbukti berumur pendek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun