Mohon tunggu...
Daniel Christian
Daniel Christian Mohon Tunggu... -

suka jalan-jalan dan baca buku, kontributor di website travel infojepang.net Follow @dece_daniel dan @info_jepang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Bapak Bonar Gultom

30 Maret 2016   08:04 Diperbarui: 30 Maret 2016   08:20 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Buku Kumpulan Lagu Rohani karya Bapak Bonar Gultom (Gorga)/dokpri"][/caption]

Kami turut berdukacita atas meninggalnya Bapak Bonar Gultom, sang maestro dan komposer besar. Sungguh sebuah karunia dari Allah, bagi kami, Bangso Batak dan Indonesia atas kehadiranmu di dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk melalui semua kesedihan ini. Kelak nanti kita akan bertemu lagi di Sorga dan menyanyikan lagu-lagu itu bersama. Selamat Jalan Bapak Bonar Gultom!

Bonar Gultom yang lebih dikenal dengan nama Gorga, lahir di Siborongborong 30 Juni 1934. Meskipun dari kampung, beliau bisa menamatkan perkuliahan di Universitas Indonesia di tahun 1963. Bahkan, Ia menjabat sebagai  Direktur Komersial dan Umum diPT Perkebunan Negara XIII hingga pensiun di tahun 1989. 

Namun beliau dikenal oleh Bangsa Batak karena karya-karya lagunya berupa lagu dan opera batak. Beliau memang suka menyanyi dari usia 8 tahun, kemudian semenjak sekolah sudah aktif di berbagai paduan suara di sekolah dan di gereja. Kemudian sambil bekerja, bapak Bonar juga banyak menggubah lagu-lagu rohani dari luar negeri ke dalam bahasa Batak, seperti: Oh holy night, Deep River, dan You Raise Me Up. Beberapa opera batak juga menjadi buah karyanya: Argado Bona Ni Pinasa, Tumba Singamangara XII, dan Si Boru Tudosan. Dan juga buku-buku lagu pujian yang beliau ciptakan juga menjadi acuan bagi banyak koor gereja-gereja hingga kini.

Saat mendengar Bapak Bonar Gultom meninggal melalui adik saya sore ini, saya merasa tidak percaya dan merasa kehilangan. Meskipun belum pernah bertemu dengannya sama sekali, namun lagu-lagu karya bapak Bonar memiliki kesan. Masih saya ingat, sejak kecil, Papa sering memutar kaset lagu sambil bersenandung Nang gumalungsang angka laut atau Au do dalani. Papa dan mama bercerita, bahwa lagu itu adalah lagu saat papa masih sekolah minggu (gereja) di Lintongnihuta. Begitu juga dengan mama. Meskipun kami tidak mengerti arti liriknya, namun kami turut menyanyikannya.

Seiring berjalannya waktu, kami menemukan lagu-lagu ciptaan Pak Bonar di Youtube. Setelah didownload, kami pindahkan handphone dan cd, sehingga dapat didengarkan di mobil atau saat di perjalanan. Karena sudah terbiasa mendengar lagu-lagu rohani  Batak sejak kecil, adik dan saya bisa menghafal lagu-lagu rohani Batak, termasuk ciptaan Bapak Bonar Gultom. Meski, saya harus akui, baru saat kuliah kami mulai mengerti makna atau pesan dari lagu itu. Seperti lagu Au do dalani yang membahas Yohanes 14:6, bahwa Yesus (Aku) adalah jalan, kebenaran, dan hidup.  Begitu juga dengan Nang gumalungsang angka laut, ang mengingatkan kita untuk tetap percaya dan mengandalkan Tuhan meskipun badai masalah datang dalam hidup.

Masih ada banyak lagu karya Bapak Bonar Gultom, seperti Kasih Paling Agung, Tole Endehon, Nang Humuntal Angka Robean, Jahowa Siparmahan Au, dan tentu ARBAB yang kini menjadi perantara antara Batak dan Kristen. Meskipun mayoritas orang Batak itu Kristen, nyatanya dalam banyak hal keduanya masih belum bisa bersatu. Masih ada sekat antara “Habatakkon dan Hakristenon“. Namun, dengan lagu-lagu ciptaan Bapak Bonar, salah satunya ARBAB, kristen dan batak kini bisa bersanding. Bisa saling berpadu menjadi sesuatu yang indah. Di acara-acara adat kematian atau pernikahan, lagu rohani kristen sudah banyak dipakai.  Selain itu, manortor (tari tor-tor) juga kini diiringi oleh lagu-lagu rohani, begitu juga lagu rohani yang bisa diiringi dengan alat musik sulim atau gondang.

Itulah jasa Bapak Bonar yang begitu besar bagi kami Bangsa Batak. Melalui lagu-lagu Bapak, kami dapat semakin dekat dengan Tuhan sekaligus melestarikan budaya dan bahasa Batak. Anak-anak muda pun terinspirasi dengan karya-karya Bapak. Kini bapak bisa bangga, ada banyak anak-anak muda yang mau belajar dan menyanyikan, bahkan menjadi pencipta-pencipta lagu Batak. Kami berterima kasih atas jasa-jasa Bapak Bonar. Biarlah lagu-lagu ini terus menjadi pemacu kami terus bekerja dan berkarya demi Bangso Batak dan demi Indonesia.

Salam hormat, Bapak Bonar Gultom. Selamat beristirahat bersama Bapa Sorgawi.

Ijinkan saya menutup tulisan ini dengan lirik lagu Nang Gumalungsang angka laut. Kiranya akan terus mengingatkan kita akan jasa-jasa Bapak Bonar Gultom.

Nang gumalungsang angka laut
 Nang rope halisungsung i
 Lao mangkaromhon solukku
 Molo Tuhan parhata saut
 Mandok hatana ingkon saut
 Sai saut do i (3x)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun