Beruntung, angkutan massal semisal KRL ini masih ada dan menjadi tumpuan bagi para penumpangnya. Tidak hanya soal biaya perjalanan, melainkan juga waktu. Saya merasakan hal tersebut. Perjalanan dari Kranji menuju Sudirman “hanya” berongkos 2 ribu rupiah dan “hanya” membutuhkan waktu 40 menit. Jika dibandingkan dengan angkutan lain maupun kendaraan pribadi, rasanya tidak ada yang dapat menggantikan KRL. Ya paling hanya masalah berdesakan dan belum daerah-daerah yang jauh dari stasiun.
Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan KRL, angkutan massal ini menjadi kesempatan bagi saya untuk mengasah kepedulian saya. Untuk memberikan jalan kepada orang lain yang akan turun. Untuk menggeser dan merapatkan posisi berdiri agar penumpang dapat terangkut. Bahkan, untuk berusaha menahan “ayunan badan” di samping kiri-kanan ketika kereta berhenti atau mulai berjalan.
Terinspirasi dari:danielnugroho.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H