7. Besi Siku berukuran 4x4 cm (4 pcs)
8. Plat Besi
Pembuatan mesin ini dimulai dari perakitan rangka dengan dimensi 50 x 50 x 170, ukuran ini dinilai lebih efektif karena terlihat simpel dan tidak memakan area yang luas. Setelah itu, membuat ruang pencacah dengan menggunakan plat besi. Langkah berikutnya adalah memasang mata pisau pada As dinamo dan pasang dinamo pada dudukan rangka, serta posisikan komponen aki, solar charge, inverter pada ruang bagian tengah. Terakhir, pasang panel surya pada bagian rangka paling atas.
Cara kerja mesin ini dimulai dari menghubungkan kabel aki ke solar charge, dengan begitu kita dapat mengetahui kapasitas daya pada aki serta kuat arus yang masuk dari panel surya ke dalam aki. Setelah itu, hubungkan kabel panel surya ke solar charge, energi yang dihasilkan panel surya ini disimpan dalam aki yang membentuk aliran DC (aliran listrik searah) sehingga diubah dulu menjadi aliran AC (aliran listrik bolak-balik) dengan menggunakan alat inverter yang dihubungkan ke aki. Selanjutnya kabel dinamo dihubungkan ke inverter dan nyalakan tombol  on pada inverter. Setelah itu, tekan tombol on pada mesin dan mesin sudah siap digunakan.
Mesin ini dapat beroperasi selama 30 menit dan menghasilkan cacahan limbah kubis sebanyak 15 kilogram dengan lama waktu pengecasan hanya 1 jam 30 menit. Hasil cacahan limbah yang dihasilkan cukup halus, ukuran ini sudah sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Mesin ini sudah di uji coba kepada petani dan telah mengikuti expo di SMK SPP Kanisius Ambarawa, respon positif petani dan pengunjung expo menunjukkan bahwa mesin ini layak hadir di pasaran. Harapannya dengan hadirnya Mesin Pencacah Limbah Sisa Sayuran Kubis Tenaga Surya ini dapat berperan penting dalam memajukan kehidupan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H