Mohon tunggu...
Daniel mesa rere
Daniel mesa rere Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

Menulis artikel kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Delapan Puluh Enam Milyard

30 September 2024   22:41 Diperbarui: 8 November 2024   06:11 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DELAPAN PULUH ENAM MILYARD

Oleh.Daniel mesa rere , Mahasiswa  universitas airlangga fakultas keperawatan.


Manusia adalah spesies yang mempunyai akal dan budi,dan berbeda dengan spesies lainnya. dengan akal dan budi manusia dapat berpikir untuk bertahan hidup hingga hari ini, Sejak awal Peradaban di zaman purba hingga pada 2700 SM, manusia telah mengenal huruf dan anggka. banyak hal yang diusahakan untuk bisa bertahan hidup, saling berinteraksi antara manusia seperti menggunakan simbol atau gambar. 

Manusia terus berusaha serta berpikir secara logis yang akhirnya menimbulkan pertanyaan yang begitu banyak dan kompleks dalam diri manusia, jiwa dan raga trus bergelora tiada hentinya untuk menemukan sebab akibat dari segala sesuatu yang telah ada di sekitarnya, seakan tiada hentinya manusia merenung dengan logika, berpikir secara kritis untuk menemukan apa sebenarnya yang terjadi serta berupaya melakukan sesuatu yang berguna bagi hidupnya.


pada zaman thales, pythagoras, socrates, plato dan aristoteles adalah titik awal manusia berinteraksi secara logis dan kritis serta terus melakukan uji coba atau riset disegala bidang ilmu pengetahuan untuk memperoleh sesuatu hal yang baru yang akan dibantah oleh generasi berikutnya dengan dalil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan diterima serta diakui sebagai sebuah kebenaran yang relatif, dan dikemas dalam sebuah bingkai standart operasional prosedur.

Perlu di akui bahwa dari semua riset yang telah dilakukan oleh para ilmuan telah melahirkan banyak hal yang berguna untuk membantu manusia menuju pada pemenuhan kebutuhan dalam hidupnya. dengan kata lain, manusia mampu mempergunakan 86 milyard sel saraf otaknya.


Dengan adanya SOP dan kemajuan teknologi dalam segala bidang, akankah membuat manusia stagnan dalam berpikir? Sekali-tidak tidak. Generasi demi generasi lewat sistim pendidikan akan terdesak oleh gelora jiwa dan raga untuk melakukan riset lagi dan terus berkembang dalam bidang ilmu dan teknologi seolah-olah mencari sesuatu yang terhilang. Jika demikian, apakah pencarian manusia yang sebenar? Atau semuanya itu hanya untuk memenuhi rasa penasaran dalam diri manusia akibat pertanyaan dan logika serta ke-kritisan dalam berpikir.

Atau Tidak sadarkah manusia bahwa sedang menuju pada pencarian kebenaran yang absolut?
Mungkin semua ini akan terjawab ketika adanya penerimaan atau penyatuan kebenaran absolut dan kebenaran relatif.


Karena kebenaran absolut dan kebenaran relatif berada dalam satu wadah yaitu KESEMPURNAAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun