Baru-baru ini penelitian tim kami telah mempublikasi hasil penelitian dari upaya identifikasi dan penelusuran penagkapan ataupun perdagangan illegal penyu yang ada di Pulau Bali. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 243/ 2000, Pulau Bali melakukan wilayah pengecualian terhadap pemanfaatan penyu yang hanya dimanfaatkan untuk kegiatan upacara keagamaan tertentu.
Namun tim kami telah mengidentifikasi secara genetik terhadap penyu yang dijual melalui olahan makanan seperti “lawar”, penyu yang ditangkap nelayan melalui tangkapan sampingan (by-catch) ataupun penyu yang masih hidup yang berhasil diamankan oleh polisi. Bedasarkan hasil identifikasi genetik ditemukan 2 jenis yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea).
Hasil penelitian kami juga membuktikan bahwa sampel yang teridentifikasi Penyu Hijau (Chelonia mydas), berdasarkan hasil Mixed Stock Analysis (MSA) menunjukkan bahwa Penyu Hijau yang ditemukan di Pualu Bali memiliki persentase kemiripan dengan populasi lainnya seperti Berau (29.98%), Sarawak (14.84%), dan Ashmore Reef di Australia (14.84).
Ini membuktikan betapa jauhnya jarak migrasi penyu tersebut hingga menembus batas antar negara. Penelitian ini dapat membuktikan bahwa pemanfaatan penyu di Bali masih berlangsung, dan jika dibiarkan mungkin akan berdampak ke lokasi migrasi lainnya yang mempunyai kaitan besar dengan hasil penelitian ini.
Keberlanjutan penyu di Indonesia sangatlah membutuhkan kesadartahuan kita semua. Penyu tidak hanya menjadi bukti keindahan mata saat melihatnya dilautan, namun secara fungsi diekosistem penyu juga dapat berfungsi sebagai makro-herbivora untuk mengendalikan makro alga di suatu perairan yang menjadi kompetitor terumbu karang, sehingga terumbu karang dapat berkembang biak dengan baik. Serta penyu juga merupakan hewan pemakan ubur-ubur. Hal ini menjadi penting untuk kita agar berhati-hati dalam menjaga sampah plastik kita, jika kita membuang sampah plastik tersebut maka plastik tersebut akan dimakan oleh penyu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H