Mohon tunggu...
M. Danie Al Malik
M. Danie Al Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti

Mencintai peran laut secara ekologis dan mencoba memahaminya melalui sebuah pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Less Politics More Pedalling" Sebuah Terjemahan untuk Kita

20 Januari 2019   19:37 Diperbarui: 20 Januari 2019   19:51 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Seorang Pemuda di Sumedang, Jawa Barat (Sumber : Pribadi)


"Less politics more pedalling" ?, sungguh sebuah perungkapan yang membuat diri saya tersentak, sekaligus tersanjung akan sesuatu upaya yang dilakukan pemuda asal Sumedang, Jawa Barat yang saya temui saat saya sedang berlibur dikota tersebut pada Desember 2018. 

Saat pemuda itu lewat dan berhenti dari kayuhan sepedanya, saya langsung menyapa dan mengapresiasi suatu upaya yang telah dia lakukan, dan mungkin belum dapat saya lakukan dengan sungguh-sungguh walaupun dalam diri ini tahu segala dibalik upaya yang pemuda tersebut lakukan untuk menyelamatkan kehidupan di bumi ini.

Walaupun terlihat upaya kecil, dengan mengayuh sepeda, sepanjang kegiatan kesehariannya, segala keperluannya dari tempat satu ke tempat lainnya, dan membentuk sebuah quote opini "Less politics more pedalling", yang disampaikan melalui bajunya yang dikenakannya, telah memberikan pandangan kepada kita semua dengan menggeretak secara halus atas kebiasaan yang telah kita semua lakukan, yaitu selalu mempermasalahkan sesuatu terkait lingkungan dengan omongan-omongan dan perdebatan yang mungkin jauh atau bahkan tidak akan memberikan solusi nyata, jika tidak dipraktekkan secara langsung dari upaya kecil seperti pemuda tersebut lakukan.

Sehingga saya berjanjikepada kerabat saya yang menampung saya saat berlibur dikota yang dingin dansejuk itu, untuk membuatkan artikel untuk pemuda tersebut sebagai upaya sayamengapresiasi pemuda tersebut yang telah berdedikasi atas dirinya sebagaipendorong perubahan untuk kita semua. 

Tidak-lah saya cantumkan nama pemudatersebut, karena saya yakin apa yang saya tanyakan kepada dirinya denganmelakukan upaya tersebut terhadap kehidupan sehari-seharinya, itu semua dilakukanuntuk sebuah geretak kepada kita semua yang selama ini selalu bercakap,berdebat, berpolitik, apapun itu namanya yang hanya menggunakan mulut, tanpaada upaya nyata untuk menyelamatkan kehidupan manusia di bumi ini. 

Bagaiman sebuah upaya kecil tersebut berkaitan dengan menyelamatkan kehidupan manusia ? dengan opini "Less politics more pedaling".

Ini semua terkait dengan perubahan iklim yang sedang dialami bumi saat ini, dan telah saya coba jelaskan dari artikel saya sebelumnya tentang Pengertian perubahan iklim dan ancamannya. Serta, terkait dengan sebuah perlakuan para pemangku kebijakan di setiap negara dalam sebuah perundingan konferensi dunia yang dinamakan Conference of Parties (COP), yaitu sebuah konferensi dari negara-negara berkembang ataupun maju untuk membahas tentang pencegahan dari kejadian perubahan iklim.

Nah, dalam salah satu COP yang ke-21 yang diadakan di Paris pada tahun 2015, telah menyepakati bahwa upaya jangka panjang untuk mencegah agar kenaikan suhu permukaan Bumi ini dibawah 2 celcius, dan membatasi kenaikan suhu pada ambang 1,5 celcius, demi menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi ini. 

Pada oktober 2018, sebuah publikasi yang diterbitkan oleh IntergovernmentalPanel on Climate Change (IPCC) yaitu sebuah panel antar pemerintah tentangperubahan iklim yang terdiri dari ilmuwan seluruh dunia, memprediksi tingginyadari efek kenaikan suhu yang terjadi jika dibiarkan hingga 2 celcius dan berdampak pada kehidupanmanusia, perekonomian, dan ekosistem (Gambar 2.)

Gambar 2. Tingkat efe dari perubahan iklim (IPCC, 2018)
Gambar 2. Tingkat efe dari perubahan iklim (IPCC, 2018)
Sebagai contoh, pada Reasons for Concern (RFC) warm water corals (pemanasan perairan yang berdampak pada ekosistem terumbu karang), jika mencapai 2 celcius maka keterancaman akan meninggi yang berakibat pada kematian masal ekosistem tersebut, yang mana ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem vital bagi kegiatan perikanan bagi para nelayan, dan menjadi spot kegiatan parawisata yang ingin menikmati keindahan ekosistem tersebut yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. 

Jika ekosistem terumbu karang mati maka nelayan dan masyarakat pesisir akan kolaps, perikanan yang menjadi komoditas kehidupan akan kolaps, dan perekonomian bagi setiap negara yang memanfaatkan dengan adanya ekosistem tersebut akan kolaps. Ini-lah yang disebut dengan efek domino, jika satu kartu jatuh makan kartu selanjutnya ikut berjatuhan dan kartu terakhir yang akan jatuh yaitu manusia.

Melalui "Less politics more pedalling"?, Cukup-kah upaya kecil yang dilakukan oleh seorang pemuda untuk menurunkan emisi gas CO2 tanpa menaiki kendaraan pemicu emisi tersebut seperti motor dan mobil pribadi seperti yang kita gunakan selama ini, untuk menekan kenaikan suhu bumi ini ? apakah bisa ?, silakan kita berfikir sendiri dengan tindakan kita selama ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun