Program Kerja oleh Yuliana Ainur Habibah dan Helfi Julia dengan Dosen Pembimbing Lapangan Ibu Rossi Galih Kesuma, S.Pd., M.Pd. beserta anggota KKN terdiri dari Maulana Achmad Dhani, Zaenab Isnaini, Danica Herminia Santana, Septya Hanung Pramudya, Kesya Adinda Putri, Muhammad Luthfan Hawali, Dzulrifaad Ubaidillah Al Afza, Yulinda Putri Rahmaningrum, dan Izzatul Aliyah.
Karangrowo, 14 Juli 2024 - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam kelompok GIAT 9 mengadakan sosialisasi dan edukasi mengenai pengolahan limbah minyak jelantah menjadi bahan kerajinan lilin aromaterapi di Desa Karangrowo. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan ibu-ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan limbah rumah tangga serta menciptakan peluang usaha baru bagi warga desa.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa GIAT 9 UNNES memberikan pemahaman kepada warga mengenai dampak negatif dari pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. Para mahasiswa kemudian memperkenalkan alternatif yang lebih bermanfaat, yakni mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.
"Kami melihat potensi besar dari minyak jelantah yang biasanya dianggap sebagai limbah rumah tangga. Dengan pengolahan yang tepat, minyak ini dapat diubah menjadi lilin aromaterapi" ujar Koordinator UNNES GIAT 9, Helfi Julia.
Para peserta diajarkan cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Proses ini melibatkan beberapa tahap, mulai dari penyaringan minyak untuk menghilangkan kotoran, pencampuran minyak dengan bahan-bahan lain seperti minyak jelantah, pewangi (essential oil), dan pewarna (krayon bekas), dan stearic acid sebagai pengeras minyak jelantah, kemudian mencetak lilin dalam berbagai bentuk menarik. Mahasiswa juga menekankan pentingnya menjaga kualitas produk agar lilin yang dihasilkan aman digunakan dan memiliki aroma yang menyenangkan.
Selain memberikan pelatihan teknis, mahasiswa GIAT 9 juga memberikan pengetahuan tentang strategi pemasaran dan manajemen usaha kecil. Hal ini bertujuan untuk membantu ibu-ibu PKK Desa Karangrowo dalam mengembangkan usaha kecil menengah (UMKM) yang berbasis pada produk lilin aromaterapi.
"Kami berharap, melalui pelatihan ini, ibu-ibu PKK dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Lilin aromaterapi buatan mereka bisa dipasarkan di pasar lokal maupun online, sehingga menciptakan sumber pendapatan baru" tambah koordinator UNNES GIAT 9, Yuliana Ainur Habibah.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari warga Desa Karangrowo. Salah satu peserta, Ibu-ibu PKK, menyatakan rasa terima kasihnya atas pengetahuan dan keterampilan baru yang diberikan. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UNNES yang telah berbagi ilmu dan keterampilan ini. Sekarang kami memiliki ide untuk memulai usaha sendiri dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah," kata Ibu Novi selaku ibu lurah Desa Karangrowo.
Dengan adanya program ini, diharapkan Desa Karangrowo dapat menjadi contoh desa yang berhasil memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomis, sekaligus mendorong munculnya UMKM baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kegiatan sosialisasi dan edukasi ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh mahasiswa UNNES GIAT 9. Selain membantu warga dalam mengelola limbah, program ini juga bertujuan untuk memberikan solusi yang inovatif dan berkelanjutan bagi masalah lingkungan dan ekonomi di masyarakat pedesaan.
Mahasiswa GIAT 9 berharap, kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di desa-desa lain, sehingga manfaat dari pengolahan limbah minyak jelantah ini dapat dirasakan lebih luas dan membawa dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H