Mohon tunggu...
Dania Widia Cahyani
Dania Widia Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta.

Saat ini, saya sedang aktif menjalani semester pertama sebagai mahasiswa dari program studi PGSD di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menambah Wawasan tentang Sejarah Pantai Parangtritis di Balik Daya Tarik Rekreasinya

16 November 2023   08:08 Diperbarui: 16 November 2023   17:43 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka studi lapangan yang diadakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta, mahasiswa PGSD mengunjungi salah satu obyek wisata yang dikunjungi oleh pendatang dari luar maupun lokal yaitu Pantai Parangtritis. Pantai Parangtritis merupakan pantai dengan pesona tersendiri akan keindahan pemandangannya yang tidak membuat mahasiswa sebagai pengunjung merasa kecewa. Hal ini dikarenakan Pantai Parangtritis terkenal akan pemandangan yang unik dan tidak akan ditemukan di pantai-pantai lain.

Diketahui pantai Parangtritis terletak di Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat yang terletak sekitar 27 KM dari arah selatan kota Yogyakarta dengan waktu yang ditempuh bisa mencapai sekitar 30 menit. Selama perjalanan menuju Pantai Parangtritis banyak ditemukan kampus-kampus yang terlihat. Hal tersebut menjadi fakta yang akurat bahwa Kota Yogyakarta adalah Kota Terpelajar.

Di Pantai Parangtritis terdapat sejarah yang cukup menarik di dalamnya. Awal mulanya nama Pantai Parangtritis didapatkan dari seorang pelarian Kerajaan Majapahit bernama Dipokusumo yang melakukan ritual semedi di kawasan tersebut. Dalam proses ritualnya, dikatakan bahwa ia menemukan tetesan air (tumaritis) yang keluar dari celah batu-batu karang yang disebut parang. Kemudian, kawasan tersebut ia namakan Pantai Parangtritis yang diartikan sebagai air yang menetes dari batu.

Tidak hanya terkenal sebagai tempat rekreasi, Pantai Parangtritis diyakini juga sebagai tempat keramat karena adanya upacara Labuhan dari Kraton Yogyakarta, yaitu persembahan untuk Ratu Pantai Selatan, yakni Nyi Roro Kidul. Masyarakat setempat mempercayai akan kemistisan bahwa Nyi Roro Kidul adalah penguasa Laut Selatan dari Kraton Yogyakarta.

Selain itu, Pantai Parangtritis diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga. Lalu, diyakini pula sebagai perwujudan dari kesatuan trimurti antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Parangtritis. Hal itu menjadi keyakinan bagi warga setempat akan kemistisan yang terjadi pada kawasan tersebut. Oleh karena itu, Pantai Parangtritis tidak lepas dari tradisi dan budaya dari masyarakat Yogyakarta.

Pantai Parangtritis memiliki beberapa kompleks kawasan yang meliputi Pantai dan Petilasan Parangkusumo, Pantai Depok, Parangbolong, Pemandian Parangwedang,  Dataran Tinggi Gembirowati, dan Gumuk Pasir (Barchan), serta makam-makam para leluhur. Selain Pantai Parangtritis menjadi kunjungan, di Parangkusumo terdapat kolam pemandian air panas (belerang) yang diyakini sebagai alternatif penyembuhan untuk penyakit dalam. Oleh karena itu, tempat tersebut dapat dijadikan alternatif kunjungan bila diperlukan.

Dibalik keelokan dan keistimewaan dari Pantai Parangtritis terdapat sejarah dan mitos yang menjadi budaya dari tempat itu sendiri. Selain itu, hal tersebut telah menjadi karakteristik yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu bagi para pengunjung terutama mahasiswa yang sedang menjalani studi lapangan yang mendatangi Pantai Parangtritis. Selain menjadi tempat hiburan yang difasilitasi, Pantai Parangtritis juga dapat meningkatkan wawasan mengenai Kota Yogyakarta. Serta, dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air yang tinggi sebagai warga Indonesia. Oleh karena itu, dibalik konflik-konflik yang sedang terjadi di Indonesia, keindahan di dalam Indonesia melalui panoramanya itu hal yang patut disyukuri oleh semuanya. 

Faktanya sebuah tempat tidak akan lepas dari tradisi lama atau budaya yang sudah melekat pada tempat tersebut. Hal ini menjadikan bahwa sebuah tempat akan selalu memiliki ingatan tentang persinggahan. Oleh karena itu, sebaik-baiknya tempat adalah ingatan yang selalu membekas.

Dania Widia Cahyani 

Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun