Mohon tunggu...
Daniar Murdi
Daniar Murdi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Blog iseng : https://modelkebaya.net/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Konservasi Lahan Pantai, Solusi Indah untuk Parangtritis

16 November 2011   01:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:37 5683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawasan Pantai saat ini mengalami berbagai tekanan yang dapat mengancam kelestarian ekosistem.Kegiatan yang menyebabkan tekanan terhadap kawasan pantai antara lain: (a) Pengembangan pemukimam (b) Pembangunan fasilitas rekreasi (c) Pemanfaatan lahan pasang surut untuk kepentingan budidaya pertambakan yang terkadang tidak memperhatikan ekosistem itu sendiri. Di wilayah hulu juga bisa memperburuk kondisi kawasan pantai dengan masukan bahan padatan sedimen (erosi) yang merupakan salah satu faktor penyebab pendangkalan pantai dan kerusakan lingkungan.

Konservasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Kawasan konservasi mempunyai karakteristik: keaslian atau keunikan, habitat/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus: endemik, langka, atau terancam punah. Jenis-jenis ini biasanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan, landscape atau ciri geofisik yang bernilai estetik/scientik, serta fungsi perlindungan hidro-orologi.

Pantai adalah tempat bertemunya daratan dan laut. Pada waktu tertentu, permukaan laut naik dan pada waktu tertentu permukaan laut turun (pasang surut). Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada dan Rusia. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sekitar 95.181 km.

Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal daratan.Banyak faktor yang berpengatuh terhadap perubahan perubahan-perubahan konfigurasi kawasan pantai antara lain pasang surut, aktivitas glombang, kekerasan batuan pantai, biota darat –laut, iklim, manusia.

Kekayaan alam Indonesia yang melimpah kurang sepadan dengan kesediaan para warga untuk menjaganya. Banyak pemukiman di sekitar pantai yang didirikan tanpa ijin, yang kebanyakan digunakan untuk kepentingan ekonomi. Ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya konservasi lahan pantai merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan ekosistem pantai di beberapa wilayah di Indonesia. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat.

Kawasan Pantai Parangtritis

Pantai Parangtritis terletak di ujung selatan Yogyakarta,yang berjarak kurang lebih 25 km dari kota Yogyakarta,jika dijangkau dengan kendaraan bermotor memakan waktu antara 45 menit sampai 1 jam perjalanan. Pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai yang dikatakan “beruntung.” Setidaknya sudah ada penahan alami dari bahaya abrasi dengan adanya sand dunes atau sering disebut gumuk pasir di sepanjang Pantai Depok hingga ke Pantai Parang Kusumo. Gumuk pasir merupakan fenomena alam yang langka dan satu-satunya di Asia Tenggara, berupa gundukan-gundukan pasir yang membentuk bukit-bukit akibat terbawa oleh hembusan angin. Gumuk pasir ini terjadi karena material vulkanik Gunung Merapi yang terbawa arus aliran Sungai Progo dan Sungai Opak yang diendapkan di pantai. Endapan pasir ini terpukul gelombang ke darat dan pada saat air laut surut endapan pasir tertiup angin kencang dari laut sehingga lama kelamaan terbentuklah bukit pasir. Proses terbetuknya sand dunes memakan waktu ribuan tahu sampai akhirnya terbentuk gumuk pasir yang sekarang ini. Bentuk dari gumuk pasir ini bermacam-macam, ada yang berbentuk melintang (tranverse), sabit (barchans), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).

Dulunya masyarakat tidak terlalu memperhatikan gumuk pasir tersebut, namun lambat laun masyarakat menjadi sadar bahwa gumuk pasir yang ada di sekitar pemukimannya adalah warisan dunia yang harus dijaga kelestariannya, setidaknya untuk penahan abrasi pantai. Terlepas dari itu, fenomena gumuk pasir juga sering dijadikan tempat memotret pre wedding, syuting video klip, tempat penelitian bagi para akademis. Dibangun pula Museum Geospasial dan laboratorium untuk kegiatan dan rekreasi yang dilengkapi dengan beberapa instrumen dan pustaka tentang geospasial dan ilmu kebumian. Para pecinta alam seringkali melakukan petualangannya di area sand dunes tersebut. Selain beberapa manfaat tersebut, gumuk pasir sering dijadikan tempat latihan manasik haji bagi calon jamaah haji.

Ancaman Kerusakan Pantai Parangtritis

Pasona Pantai Parangtritis dengan gumuk pasirnya bukan tidak mungkin mengalami kerusakan-kerusakan yang tak disadari oleh manusia dan bahkan oleh pemerintahpun jika tidak mendapatkan perhatian yang serius. Ancaman kerusakan itu antara lain 1) dilihat dari proses terjadinya material pasir itu berasal dari Gunung Merapi yang dibawa aliran sungai Opak dan sungai Progo, sementara sekarang ini pasir tersebut sudah dihadang oleh penambang pasir di sepanjang kedua sungai tersebut, sehingga pasokan pasirnya berkurang atau bahkan “habis” sehingga pembentukan gumuk pasir akan terhenti. 2) Pengambilan atau penambangan pasir pantaiuntuk keperluan“uruk” pondasi bangunan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 3) pemukiman atau tempat usaha oleh masyarakat atau pendatang dengan dalih ekonomi. 4) dimungkinkan adanya rayuan pengusaha yang akan membangun hotel, fasilitas lain yang menggunakan dalih pengembangan obyek wisata yang muara akhirnya ke kemakmuran masyarakat. 5) polusi sampah plastik bekas botol minuman, bungkus makanan dan sampah lain dari para pengunjung obyek wisata.

Usaha Perlindungan Kawasan Pantai Parangtritis

Banyaknya ancaman terhadap kelestarian pantai ini mendorong kita untuk segera melakukan perlindungan kelestarian alam Pantai Parangtritis. Upaya perlindungan dapat dilakukan dengan: 1) Memberi sanksi yang tegas terhadap para penambang pasir liar yang ada di sepanjang kawasan Pantai Parangtritis, 2) Memberi pengarahan dan penyuluhan akan pentingnya sand dunes tersebut bagi ekosistem Pantai Parangtritis serta pentingnya konservasi lahan pantai, 3) Relokasi lapak pedagang atau bangunan lain di sepanjang pantai ke tempat lain agar tidak mengganggu pemandangan keindahan pantai, serta tidak merusak ekosistem pantai, 4) Tidak membuang sampah di pantai. Sampah merupakan masalah pencemaran lingkungan hidup yang juga semakin serius. Berbagai protokol telah disepakati untuk mencegah, mengatasi dan mengendalikan pencemaran lingkungan, namun protokol sebagai kesepakatan politik tersebut tidaklah membawa hasil yang memuaskan. Oleh karenanya, untuk meminimalisir adanya sampah yang berserakan di mana-mana, perlu adanya penyediaan tempat sampah di kawasan pantai.

Kelestarian ekosistem pantai harus tetap dijaga. Pantai Parangtritis sebagai satu-satunya pantai dengan keelokan sand dunes haruslah diberi perhatian lebih sebagai salah satu aset daerah bahkan negara, yang juga sangat berguna untuk penahan abrasi secara alami. Perlu adanya kerjasama dari masyarakat sekitar, serta pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk bersama-sama melakukan perlindungan terhadap Pantai Parangtritis ini.

Kesimpulan

Konservasi lahan pantai sangatlah dibutuhkan, guna menyeimbangkan populasi manusia yang semakin bertambah, dengan keadaan pantai yang semakin tidak terawat. disinilah esensi yang mendorong wajibnya dilakukan konservasi lahan pantai, khususnya di parangteritis melihat keadaan sekarang, dengan semakin padatnya pengunjung, apa lagi ditambah dibangunya penginapan-penginapan warga, gubuk-gubuk yang dijadikan obyek mata pencaharian dan sumber penghidupan warga disekitar areal bibir pantai.

Semakin hari, tentu kita semakin sadar daerah pantai yang dijadikan obyek wisata, kegiatan ekonomi, apalagi ketika malam tahun baru kemarin, pesisir pantai dipenuhi ratusanbahkan ribuan orang, ditambah asap kendaran, sudah barang tentu kehadiran sampah masyarakat menjadi tontonan tersendiri.

Konservasi pantai adalah solusi tepat dalam meremajakan pantai, khususnya paris " parangteritis"

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Hadori, Haris Udia. 2011. Pantura-Tengger-Bali. Yogyakarta: UNY.

Keraf, A Sonny. 2010. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta: Kanisius.

Sumber Internet

http://www.biology-online.org/dictionary/Conservation. Diakses pada hari Minggu, 30 Oktober 2011 pukul 14.00 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi. Diakses pada hari Minggu, 30 Oktober 2011 pukul 14.15 WIB.

http://student-research.umm.ac.id/index.php/pimnas/article/viewFile/88/490_umm_student_research.pdf. Diakses pada hari Minggu, 30 Oktober 2011 pukul 16.00 WIB.

www.jogjatrip.com/id/110/gumuk-pasir. Diakses pada hari Senin, 14 November 2011 pukul 07.00 WIB.

alumni.ugm.ac.id/simponi/?page=ibrt_ugm&bid=83. Diakses pada hari Senin, 14 November 2011 pukul 07.15 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun