"Kenapa kau lari?" Tanyanya tepat di telingaku.
 Aku bingung. Haruskah aku mengatakan kalau ada seseorang yang sedang mengejarku? Tapi bisa saja  dia yang mengejarku.
"Aku yang tadi memanggilmu" sahutnya seolah-olah mengetahui isi pikiranku.
 Aku terkejut dan malu. Pasti wajahku sudah memerah. Bagaimana bisa pikiranku ke mana-mana tadi? Apa yang harus kukatakan padanya?
"Aku hanya ingin menawarkan payung ini untukmu"
Pria itu menjulurkan payung hitam yang masih tertutup rapat untukku.
Aku mengangguk. Meski merasa aneh, mengapa ia tidak memakai payung itu di tengah gerimis.
"Ayo!"
Tiba-tiba ia membukakan payung itu dan mengulurkan tangannya. Membawaku ke bawah  payung hitamnya, bahkan aku belum sempat untuk menjawabnya.
Aku pikir ia akan mengantarkanku pulang. Ternyata tidak, kami berhenti di depan toko buku. Ia menyerahkan payungnya kepadaku.
"Aku ada janji disini, kamu bisa membawa pulang payungnya"
Aku menangguk dan hendak berbalik. Tetapi aku teringat akan sesuatu.