Mohon tunggu...
Daniar Asyari
Daniar Asyari Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

@daniarasyarii

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Utuh Lagi

4 Oktober 2019   07:15 Diperbarui: 4 Oktober 2019   07:23 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Zah ayo main " ucap temannya
"Ngga ah ,aku mau diam saja " jawabku
"Loh kenapa? Kamu baik baik saja kan?"
"Ngga apa apa ko, aku baik baik saja"
"yasudah aku main dulu ya"
"Iya" ucapku sambil bermuka lesu tidak bersemangat.
Pada saat belajar berlangsung pun aku tidak bisa memperhatikan apa yang di jelaskan Bapak/Ibu guru, karena pikiran ku hanya pada keluarga.
"ada apa dengan keluargaku"ucapku dalam hati dengan menahan tangis.
Akhirnya bel pulang pun berbunyi "tettttttttttt"

Aku pun pulang ,namun pada saat di rumah tidak ada siapa-siapa. Ternyata ibu di bawa ke rumah sakit sama Kak Ilham. Dan hasilnya ibu di diagnosis bahwa ibu terkena penyakit Tumor. Aku terpukul mendengar keadaan ibu sesudah berpisah dari ayah.

"Ibu sakit apa kata dokter ?" tanya Izzah pada ibu  sambil menangis.
"Ibu cuma sakit tumor " jawab ibu dengan muka pucat.
"Tumor kan parah bu , Ibu jangan cape cape "
" Jangan pikirin apa apa bu ,udah istirahat Ibu harus sehat" ucapku sambil mengelus kepala ibu
jawab ibu "Iya Zah"

Kak Ilham pun memberitahukan penyakit ibu kepada Ayah dan saudara-saudara ibu.
Ayah lalu menengok ibu sambil membawa buah buahan kesukaan ibu.
"Jangan cape cape, istirahat saja" ucap Ayah pada ibu
*Ibu hanya terdiam.

Ayah ke rumah bukan hanya menengok ibu saja tetapi menengok anak anak juga, dan ayah membawa barang-barang nya yang masih ada di rumah Ibu.

"Gimana keadaan kalian sehat?" tanya ayah kepada kedua anaknya
"Iya baik baik ko yah kita berdua, ayah gimana kabarnya?" ucap Ilham dan Izzah.
"Alhamdulillah Ayah baik-baik saja" jawab ayah
Beberapa jam kemudian,
Ayah pun pamit kembali untuk pulang ke rumahnya.
"Ayah pamit pulang dulu ya"
"Iya Yah hati-hati di jalan" ucap Ilham sambil memeluk Ayah, aku pun ikut memeluk Ayah.

Dan beberapa bulan kemudian akhirnya ibu pun sembuh dari penyakit tumornya.
Lalu hubungan ibu dan ayah baik baik saja, walau tak utuh bersama kembali. Aku dan Kak Ilham hanya bisa tabah dan berdoa kepada Allah mungkin ini jalan yang terbaik bagi keluargaku.

" tersenyumlah.." ucapku lirih dalam batin.
Tapi aku bersyukur dengan semua ini, karena ini menjadikan aku lebih dewasa, lebih bijak, lebih istiqomah, dan dapat memaknai arti kehidupan itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun