Luka yang Sempurna
Oleh: Iis Nia Daniar
Pedih tak bisa menangis
Sakit sulit untuk mengaduh
Kata-kata yang hendak deras keluar
Tertahan di rongga dada
Linglung pikir
Layang langkah
Tancapkan saja pisau berkarat
Sesuka anganmu padaku
Itu terasa lebih elok
Lukanya berlubang, berdarah, dan bernanah
Hingga bisa kunikmati air mata mengalir
Mengapa kau hanya mencubit hatiku
Dengan membiarkan ujung-ujung kukumu
 tertinggal di dalamnya?
Kau sengaja memberikan tetanus
Agar aku mati perlahan, tanpa bisa menjerit
Bahkan buliran bening dari kelopak mataku  enggan terjatuh karena malu
Sayang,
luka ini begitu sempurna
Minggu, 3 Mei 2018
Cinta Sampai ke Neraka
Oleh: Iis Nia Daniar
Mari kita mati
Mari kita hancur
Biar pengadilan cinta dengan penuntut para malaikat,
yang memutuskan
Bahwa cinta ini adalah tebasan pedang
Senyumku akan mengembang di antara api yang berkobar
Aku akan menyambutmu dengan suguhan air kopi
golakan 70 kali api dunia
Dan aku akan tetap ramah menyapamu
Seperti saat kita kali pertama bertemu di jalan kotaku
Karena kau kucinta sampai ke NERAKA.
3 Mei 2018
Asa dalam Kopi
Oleh: Iis Nia Daniar
Inginku mendebu
Melenyap diterbang angin
Tapi suara dalam palung hatiku berkata lain:
Mas aku masih menunggumu di jalan ini
Namamu masih ada di dalam busa kopi hitamku
Senin, 4 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H