Bertempat di SMAN 103 Jakarta, pada hari Rabu, 24 Juli 2024 telah berlangsung kegiatan workshop pemanfaatan sampah ampas kopi untuk media pembelajaran biologi dengan mengubahnya menjadi Coffee Clay.Â
Kegiatan workshop ini dilakukan dalam agenda rutin Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Sekolah SMAN 103 Jakarta (Suparini, M.Pd), Wakil kepala sekolah bidang akademik dan siswa sebagai peserta kegiatan.
Kegiatan workshop diawali dengan pembukaan oleh Kepala Sekolah SMAN 103 Jakarta yang dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Narasumber (Daniar Setyo Rini, S.Pd., M.Pd) mengenai pemanfaatan ampas kopi menjadi media pembelajaran biologi dalam bentuk coffee clay. Ampas kopi sendiri merupakan salah satu sampah organik yang jumlahnya saat ini semakin banyak dikarenakan semakin menjamurnya kedai kopi di Indonesia. Data pusat statistik Indonesia menyebutkan bahwa di tahun 2020 dihasilkan 15,59 ton sampah ampas kopi di Indonesia.Â
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pemilik usaha kedai kopi menyatakan bahwa sampah ampas kopi memang selama ini hanya dibuang saja setiap harinya, belum ada pengolahan lebih lanjut. Padahal, ampas kopi yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu mengandung gas metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Sehingga, peningkatan jumlah sampah ampas kopi ke lingkungan setiap harinya akan memberikan dampak negative terhadap kelangsungan lingkungan.
Pengolahan ampas kopi menjadi produk lain yang bermanfaatnya sebenarnya telah banyak dilakukan, akan tetapi sosialisasinya yang mungkin masih belum banyak menjangkau ke Masyarakat. Sehingga, kegiatan workshop ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan juga pemahaman lebih jauh mengenai bahaya sampah ampas kopi bagi lingkungan yang disertai dengan pengolahannya menjadi sesuatu hal yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan.Â
Pengolahan sampah ampas kopi menjadi Coffee Clay yang dapat dibentuk menjadi produk bernilai seni dan ekonomis seperti gantungan kunci, hiasan kulkas, gelas, tatakan gelas, piring, dan lain sebagainya.Â
Sebanyak 25 orang siswa mengikuti kegiatan workshop. Pengetahuan siswa mengenai pengolahan sampah mengalami peningkatan, yang dapat dilihat dari  peningkatan rata-rata pretest (74,4) menjadi 76,00 pada posttest. Respon baik juga didapatkan dari siswa melalui survei kepuasan pelaksanaan kegiatan yakni sebesar 95,39 dalam kategori sangat baik pada aspek isi, narasumber dan proses pelaksanaan kegiatan.Â
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian workshop memberikan pengaruh terhadap perubahan pengetahuan dan juga respon siswa mengenai pengolahan sampah khususnya pada pengolahan sampah organik khususnya sampah ampas kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H