PENDAHULUAN
CrawFish atau biasa disebut lobster airtawar adalah hewan dengan klas Crustacea (udang-udangan) dengan ordo Decapoda. Hewan ini sudah dikenal masyarakat dunia, terutama Australia sejak tahun 1975. Australia telah membudidayakan dan mengekspor Lobster air tawar ke berbagai negara dalam 20 tahun terakhir. Namun di Indonesia, keberadaan Lobster air tawar ini masih tergolong langka, baik kegiatan budidaya maupun aktivitas konsumsinya.Â
HABITAT DAN PENYEBARAN
Menurut Lowery (1988), genus Cherax merupakan udang air tawar yang mempunyai bentuk seperti lobster karena memiliki capit yang besar dan kokoh, serta rostrum picak berbentuk segitiga yang meruncing. Di Indonesia, jenis udang ini belum banyak dikenal masyarakat karena menurut Sabar (1975), genus Cherax masih hidup liar di sungai-sungai di Irian Jaya makanan alami yang cocok untuk Cherax adalah jenis makanan seperti wortel, seledri dan hati.
Meskipun Lobster Air tawar dapat tetap bertahan hidup dan tumbuh tanpa makanan tambahan (Kondos, 1990; LoyaJavellana et al., 1993), tetapi tingkat pertumbuhan terbaik hanya dapat dicapai bila pasokan makanan cukup. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan pelet komersial dapat memberikan hasil yang memuaskan. Tingkat pertumbuhan benih yang bagus dapat juga dicapai jika zooplankton berkembang dengan baik di kolam. Lobster air tawar aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Pada kolam pembudidayaan, Jones & Ruscoe (2001) menyarankan penggunaan bahan-bahan tertentu seperti pipa PVC, batu koral, batu bata atau mesh sebagai tempat persembunyian, karena sifatnya yang suka menggali untuk bersembunyi.
Lobster air tawar mulai dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 2000. Lobster ini berasal dari Australia tepatnya Queensland. Dengan penampilannya yang cantik, awalnya lobster ini memang baru dijadikan sebagai hiasan di aquarium. Karena manfaat dan rasa gurih yang tidak jauh berbeda dengan lobster air laut, maka lobster ini lambat laun dikonsumsi. Apalagi jika hanya dijadikan hiasan di aquarium perputaran penjualannya akan sangat lambat, sedangkan pasokan pembenihan berlebih, sehingga banyak masyarakat yang beralih membudidayakan keluarga udang ini untuk konsumsi sehingga perputaran permintaan sangat cepat.
Beberapa jenis lobster air tawar yang dibudidayakan, yakni Red Claw (Cherax quadricarinatus) dan Cherax destructor. Yang paling banyak dibudidaya saat ini adalah jenis Red Claw karena rasanya lebih enak dengan ciri-ciri yang sangat khas pada capitnya yang berwarna merah, khususnya untuk jenis lobster jantan. Bobot maksimal lobster jenis ini bisa mencapai 800 gr dan bisa bertahan hidup sampai 5 tahun.Â
TAHAP BUDIDAYA
Budidaya lobster air tawar ini terbilang lebih mudah dibandingkan dengan budidaya udang-udangan jenis lain seperti lobster air laut, Udang Vaname, maupun Udang Windu. Yang cukup perlu diperhatikan dalam budidaya lobster air tawar adalah faktor lingkungannya, seperti suhu, kadar oksigen, kesadahan dan alkalinitas, dan juga ph, berikut adalah rinciannya:
suhu : Berkisar antara 21° C ~29° C