Mohon tunggu...
Danial Muhammad
Danial Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen Keuangan Syariah - UIN SGD Bandung

Saya adalah mahasiswa semester tiga Manajemen Keuangan Syariah yang adaptif dan ambisius. Tertarik pada ilmu syariah, komunikasi, dan ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masyarakat Indonesia Krisis Kemampuan Berbahasa Asing? Ini Buktinya!

6 Juli 2024   20:07 Diperbarui: 6 Juli 2024   20:09 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo created by tirachardz on Freepik 

Bandung, Kompasiana - Bahasa adalah salah satu cara manusia bisa berinteraksi dengan sesama mereka, baik dengan bahasa ibu (lokal) maupun bahasa asing, tak terkecuali masyarakat Indonesia saat ini. Globalisasi terus mendorong kita untuk bisa mendunia di setiap aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, bisnis, kesehatan, atau hanya sekedar komunikasi ringan dengan bangsa asing. Hal ini didasari karena kemudahan akses informasi dan mobilitas antar negara menggunakan internet ataupun moda transportasi seperti pesawat terbang yang menghemat waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain. Media sosial seperti WhatsApp, Instagram, X, TikTok, dan lainnya pun menjadi salah satu faktor utama yang mengharuskan warga Indonesia mampu bersaing di kancah global dalam sektor-sektor yang disinggung sebelumnya.

Mirisnya, masyarakat Indonesia hingga saat ini masih kurang aware dan peduli akan pentingnya bahasa asing, utamanya Bahasa Inggris. Padahal, Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang utama. Sebelum mengupas bukti krisis bahasa asing di Indonesia, ada baiknya kita ulik terlebih dahulu, kenapa Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional hingga sekarang?

Bahasa Inggris Jadi Bahasa Internasional? Kok Bisa?

Setidaknya, ada 3 sebab yang mendasari Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional;

1. Akibat kolonialisme

2. Perkembangan ekonomi dan industri di Inggris yang cukup pesat

3. Perkembangan teknologi

Sejak abad ke-18, Bahasa Inggris sudah mulai menjadi bahasa internasional karena negara jajahan Inggris yang sangat banyak dan koloni yang menggurita. Hal ini menjadikan setiap aspek kehidupan seperti agama, transaksi ekonomi dan buku-buku pelajaran berbahasa Inggris. Hanya ada beberapa negara saja yang tidak menjadi negara jajahan Inggris sehingga pengaruh Bahasa Inggris di sana tidak terlalu besar, di antaranya; Spanyol, Belanda, Portugal, dan Prancis. 

Pada abad ke-20, tepatnya di tahun 1914, Inggris dan Amerika (yang keduanya merupakan negara sukses kala itu) menjalin kerja sama. Sehingga, kedua negara tersebut menjadi negara imperialis di dunia ekonomi. Sehingga, Bahasa Inggris menjadi penting dalam ranah investasi, perdangangan, dan hubungan internasional. 

Beranjak ke masa kini, Bahasa Inggris terus "menginvasi" seluruh aspek kehidupan, utamanya teknologi. Seluruh media yang bisa diakses menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. Hal ini mendorong setiap orang yang ingin bisa menggunakan alat-alat ini mempelajari Bahasa Inggris terlebih dahulu. Tentu kita semua pernah merasakan ketika kita bingung mengoperasikan mesin cuci contohnya, kita harus membuka buku panduan terlebih dahulu, dan itu berbahasa Inggris, kan?

Photo created by natanaelginting on Freepik 
Photo created by natanaelginting on Freepik 

Inilah Bukti Masyarakat Indonesia Krisis Kemampuan Berbahasa Asing!

Laporan EF English Proficiency Index 2023 menyatakan bahwa Indonesia masih berada di ranking ke-79 dari 113 negara di dunia dengan menyandang kategori "Low Proficiency". Bahkan, skor yang Indonesia dapatkan dari survey tersebut hanya 473 poin. Angka ini masih jauh di bawah skor rata-rata negara-negara di Asia yang mencapai 500 poin. Sekalipun ada peningkatan 4 poin dari tahun sebelumnya, tetap saja hasil ini masih memprihatinkan.

EF English Proficiency Index
EF English Proficiency Index
Bahkan, ranking Indonesia dalam Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2022 (terbit tahun 2023) hanya di titik 71 dari 81 negara partisipan. Padahal, Sesuai amanat UUD 1945 dan Undang-undang nomor 20 tahun 2003, 20% dari APBN harus dialokasikan untuk pendidikan. Di tahun 2024, sebanyak Rp 665 triliun dialokasikan untuk pendidikan dari APBN. Hal ini menjadi janggal melihat besarnya alokasi dana pendidikan yang tidak berbanding lurus dengan kualitas pendidikan di Indonesia. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyebutkan bahwa di tahun 2027, Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib mulai dari kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Tentu hal ini sangat terlambat mengingat digitalisasi dan globalisasi yang terus merangsek masuk ke dalam budaya Indonesia.

Namun, di samping itu, untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan juga andil besar dari orang tua, keluarga, dan tenaga pengajar untuk bisa terus mengembangkan kemampuan muda-mudi Indonesia dalam berbahasa asing. Sehingga, dengan terciptanya lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas kemampuan berbahasa masyarakat Indonesia, visi Indonesia Emas 2045 bisa terwujud dan bukanlah mimpi lagi.

Referensi: 

https://edufund.co.id/blog/bahasa-inggris/#:~:text=Pada%20abad%20ke%2D18%2C%20English,penggunaan%20bahasa%20di%20seluruh%20dunia.

https://www.ef.com/wwen/epi/

https://www.oecd.org/en/publications/pisa-2022-results-volume-i_53f23881-en.html

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240425173940-20-1090519/bahasa-inggris-jadi-pelajaran-wajib-dari-kelas-3-sd-mulai-2027#:~:text=CNN%20Indonesia%20%2D%2D-,Kementerian%20Pendidikan%2C%20Kebudayaan%2C%20Riset%2C%20dan%20Teknologi%20(Kemendikbudristek),3%20sekolah%20dasar%20(SD).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun