Mohon tunggu...
Daniala Madikna
Daniala Madikna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Pendidikan Sosiologi 2023

mahasiswa pendidikan sosiologi universitas negeri jakarta 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan pada Dunia Pelajar di Indonesia

23 Oktober 2023   23:36 Diperbarui: 23 Oktober 2023   23:41 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Daniala Madikna Balhah

NIM: 1405623068

Prodi: Pendidikan Sosiologi B

Ujian Tengah Semester: Pengantar Pendidikan Sosiologi

Kekerasan Pada Dunia Pelajar di Indonesia

Di era ini globalisasi ini, kekerasan semakin banyak terjadi, kekerasan berupa cyber bullying melalui media sosial maupun di dunia nyata. Kekerasan dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

  • Kekerasan emosional
  • Kekerasan emosional seperti dihina, direndahkan, tidak diharapkan lahir, tidak disayangi, di rundungi dan lain lain yang menyakiti batin seseorang
  • Kekerasan fisik
  • Kekerasan fisik seperti ditendang, dipukul, dicekik, dibekap, diancam/diserang dengan senjata dan lain lain yang dapat melukai fisik seseorang
  • Kekerasan seksual
  • Kekerasan seksual dibagi menjadi 2 yaitu Non-Kontak dan Kontak
  • Non-Kontak: melihat kekerasan/kegiatan seksual, dipaksa terlibat dalam kegiatan seksual dan dikirimkan gambar foto/ video teks kegiatan seksual
  • Kontak: disentuh, diajak berhubungan seks, dipaksa berhubungan seks dan berhubungan seks dibawah tekana, bukan atas kemauan

Tanpa disadari ketiga hal tersebut sering terjadi di kehidupan kita sehari hari. Dalam dunia Pendidikan orang tua tentu ingin yang terbaik untuk anak anak mereka masing masing, para orang tua maupun siswa/siswi berharap dan berekpektasi bahwa di dalam dunia Pendidikan kita hanya perlu untuk beradaptasi dan belajar tentang ilmu yang seharusnya di pelajari di sekolah, tetapi betapa sedihnya mereka jika tahu bahwa fakta kita berdampingan dengan kekerasan, 

orang tua berharap buah hatinya datang kesekolah dengan selamat tanpa suatu kurang apapun untuk menuntut ilmu, tetapi nyatanya buah hatinya mendapatkan perlakuan kekerasan yang menyebabkan sang anak menjadi pendiam atau dirugikan secara verbal tanpa diketahui oleh orang tuanya, tentu hal ini sangat merugikan orang tua, begitu juga dari sisi seorang anak/ siswa, seorang siswa pergi kesekolah juga untuk tujuan menuntut ilmu ataupun melakukan hal hal yang biasa siswa siswi biasa lakukan, tetapi nyatanya mereka mendapat perlakukan kekerasan yang tidak ingin didapatkan

Hal tersebut tentu dapat memicu perubahan sikap seorang korban, tidak semua korban kekerasan dapat mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang korban, hal yang dapat mempengaruhi korban sulit untuk memberi tahu atau mengungkapkan kalau dirinya seorang korban adalah:

  • Kurang dekat dengan orang tua

Orang tua mempunyai peran penting dalam kehidupan anak, kesenjangan hubungan antara anak dan orang tua dapat membuat sang anak tertutup dengan hal hal yang kecil maupun besar yang terjadi  dalam dirinya

  • Mendapatkan ancaman dari pelaku

Pelaku kekerasan biasanya tidak ingin khalayak tau bahwa dirinya adalah seorang pelaku, untuk menghindari hal tersebut, pelaku biasanya mengancam korban dengan banyak hal, termasuk mengulangi kekerasan tersebut Kembali jikalau korban memberi tahu khalayak bahwa dialah pelakunya.

Seorang pelaku tentu akan berfikir bagaimana cara agar dirinya aman setelah melakukan kekerasan, biasanya pelaku akan mencuci otak korban dengan memberi tahu dan menyadarkan bahwa korban lah yang salah dan tidak berhak untuk menjadi korban sehingga korban berfikir demikian

  • Korban tidak memiliki orang yang dapat dipercaya

Korban kekerasan biasanya adalah orang yang pendiam dan tidak terlalu mudah bersosialiasi, maka dari itu akan sulit untuk korban dapat memercayai seseorang karena tidak punya seseorang yang dapat dipercaya dan juga takut jika hal tersebut malah menjadi hal besar

Hal hal tersebut mungkin dapat membuat seorang korban menjadi takut untuk speak up/ menceritakan kekerasan yang terjadi di dalam dirinya. Ada beberapa kasus di dalam dunia Pendidikan yang sedang terjadi akhir akhir ini, diantaranya adalah

  • Kepala MTs yang Pukul dan Diduga Cabuli 15 Siswinya
  • Kepala MTs di Gresik bernama AN yang diketahui memukul 15 siswi hingga sebagian mereka pingsan dan mengalami trauma berat. AN diduga melakukan pencabulan setelah memukul dan menerapkan hukuman berdiri satu kaki kepada siswinya. "Setelah dipukul, mereka menjalani hukuman berdiri dengan satu kaki. Setelah itu dibawa ke dalam ruangan dan terjadilah dugaan pelecehan itu,"
  • Kasus Perundungan di MTS Negeri 1 Kotamobagu Berujung Kematian
  • Kasus kekerasan menimpa seorang siswa MTS Negeri 1 Kotamobagu berinisial BT (13) yang tewas akibat perundungan dan penganiayaan yang dilakukan oleh teman sekolahnya. Tindakan penganiayaan tersebut diduga terjadi pada Rabu (8/6/2022). Saat itu, korban yang hendak melaksanakan salat Zuhur dirundung oleh teman sebayanya dengan cara menutupi kepala korban menggunakan sajadah lalu dianiaya.
  • BT yang mengeluh kesakitan di bagian perut pun melaporkan hal tersebut ke orang tuanya seusai pulang sekolah. Walaupun orang tua BT telah membawanya ke rumah sakit dan mendapat perawatan medis, nyawa siswa MTS Negeri 1 Kotamobagu itu tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada Minggu (12/6/2022).
  • Tewasnya Siswa SMA Taruna Nusantara Magelangsekol
  • Krisna Wahyu Nurachmad, seorang siswa SMA Taruna Nusantara (TN) Magelang, ditemukan tewas di Barak G 17 Kompleks SMA TN Mertoyudan, Magelang, pada Jumat (31/3/2017). Pelaku berinisial AMR (16) membunuh korban dengan sebilah pisau. Motif pelaku melakukan hal keji tersebut lantaran sakit hati karena korban tidak mau bertanggung jawab atas ponsel yang dipinjaminya. Diketahui, korban meminjam ponsel kepada pelaku, namun tertangkap oleh paming sehingga ponsel tersebut disita. Korban pun tidak mau bertanggung jawab atas ponsel tersebut.
  • Penganiayaan Santri Ponpes Gontor Ponorogo Hingga Tewas
  • Baru-baru ini, terjadi kasus penganiayaan terhadap salah seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Pusat Ponorogo bernama Albar Mahdi (15).
  • Siswa kelas 5 tersebut meninggal pada Senin (22/8/2022) setelah dianiaya oleh dua kakak kelasnya. Penyidik Satreskrim Polres Ponorogo melakukan penyelidikan dan olah TKP untuk mengusut kasus ini.Salah satu ruangan yang diperiksa adalah kamar santri yang diduga menjadi tempat penganiayaan. Menyikapi hal ini, pihak pesantren melakukan tindakan tegas dengan mengeluarkan santri yang terlibat dalam kasus tersebut.

            dan masih banyak kasus kekerasan di dalam Pendidikan yang belum diketahui kebenarannya dan belum diselidiki, tentu hal ini banyak merugikan pihak, orang tua korban, korban, orang tua pelaku, pihak sekolah maupun reputasi sekolah itu sendiri. Tentu ada solusi untuk mengatasi hal tersebut, solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekerasan dalam dunia Pendidikan adalah:

1. Menanamkan Nilai-Nilai Positif dalam Pembelajaran

Seorang guru merupakan fasilitator terbaik bagi peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru harus memberikan pengajaran yang tepat kepada siswa perihal nilai-nilai positif seperti sikap toleransi, kerja sama, keberagaman, empati, dan solidaritas. Nilai-nilai tersebut dapat membangun kepekaan dan kepedulian mereka terhadap fenomena di luar dirinya. Melaui pengamatan dan penghayatan terhadap nilai-nilai tersebutlah maka siswa akan menjadi individu yang berkualitas dan memiliki ahlak yang baik. Dengan demikian, mereka dapat menjadi pelopor perubahan dalam menghadapi perilaku kekerasan dan siap menjadi teladan dalam membentuk lingkungan yang aman dan damai di sekolah.

2. Memberikan Pemahaman tentang Konflik dan Cara Mengatasinya

Seorang guru dapat memberikan pemahaman tentang konflik dan cara-cara positif untuk mengatasinya dan tidak merugikan orang lain. Anda dapat memberikan contoh tentang bagaimana menangani konflik dengan baik dan menjelaskan bahwa kekerasan tidak selalu merupakan solusi yang tepat.

3. Melibatkan Orang Tua dalam Proses Pembelajaran

Seorang guru harus terlibat dalam proses pembelajaran yang melibatkan orang tua siswa. Hal ini memungkinkan seorang guru dapat memperoleh informasi tentang perilaku siswa di rumah dan dapat bekerja sama dengan orang tua untuk mencegah perilaku kekerasan.

4. Melakukan Pendekatan Individual dengan Siswa yang Memiliki Potensi untuk Melakukan Kekerasan

Seorang guru harus mampu mengidentifikasi siswa yang mungkin berpotensi melakukan kekerasan. Dalam hal ini, Anda harus peka terhadap perubahan perilaku siswa dan mewaspadai perilaku yang tidak wajar seperti kekerasan verbal, mudah marah, intimidasi, atau agresif. Pendekatan ini memungkinkan Anda dapat membantu siswa mengatasi masalah perilaku tersebut sehingga siswa dapat menghindari perilaku kekerasan di sekolah.

Sumber referensi:

Kalin Alvira Citralekha.(2023). Mencegah siswa melakukan kekerasan peran dan strategi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun