Saya melihat Yudha adalah paket yang paling komplit antara bibit, bebet dan bobot diantara kandidat yang ada di pilkada walikota Palembang 2018. Dia dari keluarga baik-baik dan punya trah keturunan Gubernur dari ayahnya. Kecerdasan akademis dan kemampuan organisasinya diatas rata-rata. Secara logistik dan finansial dia kuat, namun gaya hidupnya sangat sederhana. Saya jarang menemukan pribadi seperti dia.
Dia mengusung tagline Palembang MAJU ber-Teknologi 2018-2023, yaitu membangun Palembang sebagai kota Modern, kota Aman, kota Jujur dan kota Usaha dengan menggunakan teknologi informasi. Sesuatu yang memang keahliannya sebagai akademisi dan pengusaha di bidang IT. Saya yakin dia mampu mewujudkan visinya tentang kota Palembang.
Hanya saja, Yudha belum terlalu populer dibanding petahana atau calon lain yang sudah pernah bertanding. Dia pendatang baru dunia politik. Orangnya sering tidak enakan dan ewuh pakewuh. Dia sungkan kalau sampai harus menyinggung orang lain. Dia juga tidak mau main uang, karena menurutnya akan berpotensi korupsi untuk mengembalikan modal politik.
"Kalau politik selalu bicara tentang uang, kapan anak-anak muda cerdas, berkualitas dan berintegritas mendapatkan kesempatan?", tambah dia.
Idealismenya akan politik yang lurus, baik, tulus dan santun sangat saya hargai. Namun masalahnya realitas kondisi perpolitikan sekarang ini masih jauh dari ideal. Politik uang, saling sikut dan kampanye negatif masih akan sangat kental mewarnai pilkada-pilkada kedepan.
Ditengah segala kelebihan dan kekurangannya, dia adalah harapan baru masyarakat kota Palembang akan pemimpin muda, kompeten, cerdas dan berintegritas. Yudha itu baru, unik dan belum terkontaminasi. Dialah kuda hitam di Pilkada Kota Palembang 2018. Saya termasuk yang menunggu kiprahnya ke depan. Semoga sukses, Yudha!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H