8. Jika vena tak terlihat, minta pasien menjuntaikan lengan ke sisi tempat tidur. Ini akan meningkatkan aliran darah ke level ekstremitas sehingga vena akan lebih mudah dirasakan dan dilihat.
Jika kerap gagal memasukkan jarum infus, minimal dua kali percobaan, maka jangan memaksakan diri demi menghindari kesalahan fatal. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari rekan sejawat, sebab ini sangat berarti dalam situasi tersebut.
Sekali lagi, sulitnya mencari pembuluh darah pada bayi dan anak yang rata-rata ukurannya cukup kecil dan susah dilihat secara kasat mata lantaran lapisan lemaknya di tubuh mereka lebih tebal ketimbang orang dewasa. Tips-tips di atas menjadi tambahan referensi bagi petugas kesehatan, sembari tetap menjaga kesabaran dalam penanganan kegawatdaruratan situasi tersebut.
Menyuntikkan jarum infus memang memiliki beragam risiko. Mulai dari pembengkakan, perdarahan, nyeri pada bekas suntikan, dan infeksi. Tapi, perawat harus meyakinkan pasien dan keluarganya bahwa mereka tidak perlu merasa cemas.
Melakukan penyuntikan berkali kali untuk mendapatkan akses intravena tidak akan membahayakan tubuh anak. Seiring pengobatan yang diberikan, pembengkakan dan nyeri di titik bekas suntikan akan berangsur-angsur menghilang.
Jika perlu, teman sejawat bisa menyarankan orang tua untuk rutin melakukan konsultasi dengan petugas medis --terutama perawat-- serta dokter spesialis anak yang bertugas. Ini untuk memastikan mereka paham dengan proses dan tujuan prosedur penyuntikan infus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H